SUPLEMENTASI
VITAMIN-VITAMIN YANG MEMPENGARUHI PERMULAAN DARI PREEKLAMPSI
Oleh :
Zhu-mei Fu , Zhen-zhi Ma , Guo-jie Liu ,
Lan-ling Wang , Yong Guo
Departemen
kesehatan ibu, Rumah Sakit W.F. Maternity and Child Care China dan Departemen
farmasi, Rumah Sakit Weifang People’s China
Formosan Medical
Association
2017
Hasil
keseluruhan menunjukkan bahwa suplemen vitamin dapat mengurangi risiko
preeklamsia. Penelitian
terpilih ini dilakukan dengan analisis RCT atau kohort, dengan demikian,
peneliti melakukan subkelompok analisis berdasarkan desain penelitian. Peneliti
menemukan vitamin itu suplementasi masih terkait dengan penurunan risiko
preeklamsia dalam penelitian dengan analisis non-RCT. Namun, peneliti tidak mengamati Hasil
positif pada penelitian tersebut dengan analisis RCT. Sementara itu, analisis
subkelompok dengan jenis vitamin dilakukan antara studi dengan analisis RCT.
Hasilnya menunjukkan suplementasi vitamin D bias secara signifikan mengurangi
risiko preeklamsia. Hasil
serupa juga terlihat pada studi dengan suplemen multivitamin . Namun, suplementasi bersama vitamin C dan E
tidak memiliki pengaruh yang jelas terhadap risiko preeclampsia. Jadi didapatkan kesimpulan bahwa suplemen
vitamin terkait dengan mengurangi risiko preeklamsia, baik vitamin D dan Suplementasi multivitamin
bisa menurunkan risiko preeklampsia. Suplementasi
vitamin C dan E gabungan tidak memiliki pengaruh pada terjadinya preeklamsia.
Rekomendasi
Preeklampsia merupakan penyakit kehamilan yang akut
dan dapat terjadi ante, intra, dan post partum. Preeklampsia adalah
sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang
terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan
tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui.
Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia, yaitu :
1.
Bertambahnya
frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola
hidatidosa.
2.
Bertambahnya
frekuensi yang makin tuanya kehamilan.
3.
Dapat terjadinya
perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
4.
Timbulnya hipertensi,
edema, proteinuria, kejang dan koma.
Adapun berdasarkan analisis
jurnal yang telah dilakukan penulis bahwa suplemen vitamin
terkait dengan mengurangi risiko preeklamsia, baik vitamin D dan Suplementasi
multivitamin bisa menurunkan risiko preeklampsia. Suplementasi vitamin C dan E
gabungan tidak memiliki pengaruh pada terjadinya preeklamsia. Sehingga sangat baik jika diberikan pada ibu hamil,
untuk itu pada ibu hamil disetiap kunjungan harus diberikan asupan multivitamin
salah satunya asam folat bias juga ditambah dengan vitamin lainnya. Namun untuk
pemberian obat/multivitamin tersebut harus berdasarkan dosis dan anjuran dari
dokter. Selain dengan minum multivitamin ini, ada baiknya ibu hamil untuk tetap
menjaga tekanan darah. Namun jika dicurigai tanda-tanda terjadinya preeclampsia
maka harus dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan protap yang berlaku.
Preeklampsia Ringan adalah TD ≥140/≥90 mmHg setelah
usia kehamilan 20 minggu, proteinuria ≥ pada pengukuran dengan dipstick urine
atau kadar protein total ≥ 300 mg/24. Keadaan preeklampsi ringan sebagai
berikut:
1.
Tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan
diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1
jam, sebaiknya 6 jam.
2.
Edema umum, kaki,
jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu.
3.
Proteinuria kuantatif
0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau
midstream.
Penatalaksanaan pada kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda
perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan.
1.
Lakukan pemantauan
tekanan darah, proteinnuria, refleks dan kondisi janin.
2.
Lebih banyak
istirahat
3.
Diet biasa
4.
Tidak perlu pemberian
obat
5.
Jika tidak
memungkinkan rawat jalan, rawat dirumah sakit:
-
Diet biasa
-
Pantau tekanan darah
2 x sehari, proteinuria, 1 x sehari
-
Tidak perlu
obat-obatan
-
Tidak perlu diuretik,
kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut.
-
Jika tekanan
diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan, nasehatkan untuk
istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia berat , kontrol 2 kali
seminggu, jika tekanan diastoli naik lagi, rawat kembali
-
Jika tidak ada
tanda-tanda perbaikan, rawat kembali
-
Jika terdapat
tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan
-
Jika proteinuria
meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.
Penatalaksanaan
pada kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi :
1.
Jika serviks matang,
lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes/menit
atau dengan prostaglandin.
2.
Jika serviks belum
matang, berikan protaglandin, misoprotsol atau kateter foley, atau terminasi
dengan seksio sesarea
Preeklampsia Berat adalah tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg yang disertai
oleh proteinuri ≥ ++ dengan menggunakan dipstick atau 5mg/L pada penggumpalan
urine 24 jam, setelah usia kehamilan 20 minggu ( wiknjosastro 2008 ).
Tanda-tanda preeklampsi berat
1.
Tekanan darah 160/110
mmHg atau lebih.
2.
Proteinuria 5 gr/L
3.
Oliguria, yaitu
jumlah urin kurang dari 500 cc/ 24 jam .
4.
Adanya gangguan
serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
5.
Terdapat edema paru
dan sianosis.
Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan
harus berlangsung 6 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia. Pengobatan
kejang :
1.
Beri obat anti kejang
( anti konvulsan )
2.
Perlengkapan untuk
penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen, oksigen)
3.
Lindungi pasien dari kemungkinan
trauma
4.
Aspirasi mulut dan
tenggorokan
No comments:
Post a Comment