Thursday 28 June 2018

DISTOSIA BAHU



DEFINISI
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG),
distosia bahu didefinisikan sebagai ketidakmampuan tenaga medis untuk menyelesaikan persalinan dari janin dengan traksi lembut ke bawah setelah munculnya kepala. Meskipun definisinya bersifat subyektif, relief  bahu yang terkena dampak terhadap simfisis pubis memerlukan tambahan manuver tambahan untuk melahirkan janin.
FAKTOR RISIKO
Selain diabetes gestational atau pregestational, mendapatkan riwayat distosia bahu sebelumnya yang paling menjadi faktor. Dari 9 penelitian yang dilakukan terdapat 12% untuk jeadian distosia bahu berulang.  Meskipun tingkat kejadian plexus brakialis neonatal adalah 19 dari 1000 pada dengan distosia bahu, meningkat menjadi sekitar 45 dari 1000 dengan distosia bahu berulang.
Multiparitas dan usia gestasi 41 minggu atau lebih juga menjadi factor resiko kejadian distosi bahu. Terlepas dari beberapa faktor risiko yang diketahui ini, perlu dicatat bahwa sebagian besar distosia bahu jarang terjadi, tidak dapat diprediksi, dan tidak dapat dipungkiri.
PENCEGAHAN
Untuk mencegah cedera saat persalinan, kelahiran secara sesar bisa menjadi pilihan terakhir ketika semua maneuver tidak bisa dilakukan lagi. Tetapi, seperti dicatat di buletin latihan ACOG, dokter harus mempertimbangkan status diabetes, perkiraan berat badan janin, perkembangan persalinan, dan jika mungkin hindari persalinan operatif.
Society of Maternal-Fetal Medicine (SMFM) merekomendasikan agar kelahiran sesar hanya untuk indikasi dugaan macrosomia harus ditawarkan hanya pada mereka dengan sonografi yang memperkirakan berat janin lebih besar dari 5000 g pada pasien non diabetes dan 4500 g pada pasien diabetes.
PENGELOLAAN
a.       Langkah pertama, menurut RCOG, adalah untuk minta bantuan tambahan Tim pendukung mungkin termasuk perawat tambahan, bidan, dokter kandungan, subspesial obat maternal dan janin, tim resusitasi neonatal, dan ahli anestesi. Ketika asisten tambahan tiba, mereka harus diberi tahu dengan jelas bahwa ini adalah situasi distosia bahu. Menurut Grobman dan rekannya, panggilan darurat untuk bantuan mewakili komponen penting dari distosia bahu. Hal ini terkait dengan kemungkinan terjadinya plexus brachialis. Pastikan wanita tersebut berada dalam posisi McRobert dan jika ada anggota keluarga yang membantu dengan posisi ibu, digantikan oleh anggota tenaga medis yang lain. Bersamaan dengan manuver McRobert, tekanan suprapubik dapat digunakan untuk membantu melahirkan bahu. Penggunaan McRoberts dengan atau tanpa tekanan suprapubik sudah dapat mengatasi distosia bahu.
b.      Jika distosia bahu masih belum bisa teratasi maka bisa dilakukan manuver woods dan maneuver rubin. Tekanan diterapkan pada aspek posterior dari abduct posterior bahu, dan rotasi bahu berdiameter membantu dalam menyelesaikan impaksi Jika tidak ekstraksi lengan posterior atau rotasi posterior bahu mempengaruhi kelahiran bahu.
c.       Bila distosia bahu masih belum teratasi maka dapat dilakukan manuver Zavanelli (pengganti cephalic dan operasi caesar berikutnya). Terakhir, perlu dicatat keamanan ibu dengan manuver Zavanelli belum diketahui. Berhubungan dengan risiko cedera iskemik hipoksia neonatal dan pleksus brakialis.
Singkatnya, distosia bahu tetap merupakan hal yang tidak biasa, tidak dapat diprediksi, dan situasi obstetrik yang bisa dikelola dengan manuver yang tepat.
Dengan
banyaknya pengalaman dalam pertolongan persalinan, distosia bahu dapat didekati dengan tekad dan rasa percaya diri untuk mengatasinya.
REKOMENDASI
Dalam penanganan kegawatdaruratan distosia bahu secara umum baik jurnal international maupun nasional menggunakan prosedur yang sama dimulai dengan manuver McRobbert dan maneuver lainnya sebelum menggunakan maneuver terakhir yaitu maneuver zavanelli atau menuju operasi sesar. Penanganan tersebut mampu mengatasi masalah distosia bahu.



No comments:

Post a Comment