Thursday 23 October 2014

NAMA MAHASISWA AKBID NUSANTARA 2000 MEDAN IKUT SEMINAR NASIONAL SEHAT REPRODUKSI KINI DAN NANTI AUDITORIUM USU MEDAN



TINGKAT II
1.      Chairun Nisa
2.      Delina Boang Manalu
3.      Feni Alfionita
4.      Kiki Kinanti
5.      Linda Andriana
6.      Mimi Anggreyani Br Hutagaol
7.      Qia Ami Ramadhani Aidia
8.      Raja Raudhah
9.      Ristiani
10.  Sastra Ardila
11.  Tika Zulaika Lubis
TINGKAT III
1.      Ayu Hidayanti
2.      Azharda Apriaci
3.      Delima Yunita
4.      Desri Zumiyanti
5.      Dina Sofiah
6.      Diyah Fariza Siregar
7.      Dwi Mulyani
8.      Eli Agustina
9.      Elvi Yanti
10.  Fatimah Sofia
11.  Fauziah Gustia Syarah Harahap
12.  Ferda Wati
13.  Heni Afina
14.  Iis Anisa
15.  Jaimah
16.  Kasmawati
17.  Lailan Khalidah
18.  Masni
19.  Meldiana
20.  Mila Lestari
21.  Miska Warni
22.  Nurul Setiawati
23.  Nining Kristanti
24.  Nurmajannah Harahap
25.  Novita Sari
26.  Rahayu
27.  Ria Anandha Isni
28.  Rida Rumondang Lubis
29.  Rina Fitriani
30.  Riska Hernila
31.  Sinta Sri Wahyu
32.  Siti Sundari
33.  Sri Rahayu
34.  Syafria Anggraini
35.  Yuli Yana
36.  Yosi Gustia

Wednesday 8 October 2014

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI LUAR NEGERI

1.     Kebidanan di Amerika sejak lama mempunyai tradisi memberi asuhan kepada ibu hamil dan ibu melahirkan. Dari awal bidan sudah bertanggung jawab terhadap asuhan pada semua wanita hamil. Di Amerika Serikat, pendidikan kebidanan harus memenuhi standart yang dibuat oleh American College of Nuerse. Perawatan kebidanan bersertifikat adalah seseorang yang telah dididik dalan dua disiplin ilmu, yaitu kebidanan dan keperawatan, yang diberikan oleh American College of Nurse-Midwifes Certification Council.
2.     Menurut catatan Thomas,yang pertama kali melakukan praktek kebidanan di Amerika Serikat adalah Samuel Fuller dan istrinya pada tahun 1634, disusul oleh Anne Hurctinson yang menjadi bidan bersama suaminya. Anne menolong persalinan temannya yang bernama Magdyer yang melahirkan bayi anensefalus.
3.     Pada tahun 1697 – 1763 William Smellie adalah seprang dokter dari London yang pergi ke Prancis untuk memperdalam ilmu kebidanan. Dan tahun 1939 setelah kembali dari Prancis beliau mengembangkan ilmu kebidanan di Inggris. Beliau menulis buku mengenai pemasangan cunam disertai keterangan lengkap tentang ukuran panggul dan perbedaan panggul sempit dan panggul normal.
4.     Pada tahun 1736 – 1808 Dr. William Shippen dari Philadelphia ( AS ) belajar di Eropa selama 5 tahun lalu belajar pada William Smellie,John Williem Hunter, dan Mac Kanzie. Tahun 1762 ia diizinkan mendirikan kursus kebidanan di Philadelphia sampai tahun 1765 kemudian ditutup karena adanya sekolah kedokteran College Philadelphia. Ia diangkat sebagai profesor anatomi dan kebidanan . tahun 1810 pembedahan dan kebidanan diajarkan bersama-sama. Dr. Thomas Chalkley James sebagai profesor  kebidanan mengajarkan pertama kali partus buatan bayi prematur pada panggul sempit.
5.     Tahun 1742-1821. Dr. Samuel Bard belajar ke Eropa tahun 1768,kembali ke Amerika Serikat pada usia 26 tahun kemudian beliau memajukan berdirinya kedokteran di King College ( sekarang Universitas Kolombia ). Dr. J.V.A. Tennent adalah profesor kebidanan pertama di King College.
6.     Tahun 1786-1876 . dr. Walter Channing diangkat sebagai profesor kebidanan di sekolah Kedokteran Harvard. Beliau adalan orang pertama yang memperkenalkan keadaan nifas di Rumah Sakit Umum Boston, Amerika Serikat.

7.     Dan setelah Amaerika Serikat mengalami kemajuan.negara-negara lain menyusul beserta dengan pera tokoh-tokohnya.

PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DI LUAR NEGERI

Perkembangan kebidanan di Perancis. Setelah kebidanan dikenal, wanita bangsawan selalu memanggil dokter atau bidan ketika akan melahirkan. Kebiasaan ini mulai dicontoh oleh wanita-wanita terpelajar dan wanita-wanita biasa.
Perkembangan kebidanan di Amerika Serikat. Zaman dulu persalinan ditolong oleh dukun beranak yang tidak berpendidikan. Biasanya bila wanita sulit melahirkan.ahli obot menganjurkan agar wanita di usir dan di takut-takuti agar rasa sakit bertambah dan cepat melahirkan.
Perkembangan kebidanan di Australia. Florance Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan di Australia pada abad ke-19.
Perkembangan kebidanan di Jerman. Justine Slegemudin adalah bidan pertama di Jerman. Ia adalah bidan di kota Ligenit dan kemudaian bekerja di kerajaan Prussia sebagai ilmuwan.
Perkembangan kebidanan di Swiss. Di Swiss operasi Sectio Caesaria pertama kali berhasil dilakukan pada wanita hidup pada tahun 1500. Dokter bedah hewan tersebut adalah Jacob  Nuter yang melakukan operasi pada istrinya sendiri untuk melahirkan anaknya.
Perkembangan kebidanan di Kanada. Di Kanada bidan sulit dicari,biasanya praktik kebidanan dilakukan oleh perawat yang disebut maternity nursing dan tidak mendapat izin praktik. Tahun 1991 bidan mulai di akui keberadaanya dan telah mendapatkan registrasi bidan serta izin praktik bidan.
Perkembangan kebidanan di Denmark. Pada tahun 1973 di susun pedoman bagi bidan untuk mengelompokan pasien dengan resiko tinggi.
Perkembangan kebidanan di Spanyol. Pada masa pemerintahan Raja Phillip II, persalinan di tolong oleh bidan. Tahun 1924, RS St.Christina mulai menerima ibu yang melahirkan. Bidan saat itu sudah mulai praktek sendiri/mandiri. Pelayanan diutamakan pada buruh atau petani tingkat menengah kebawah. Saat itu sudah dilaksanakan tindakan oleh bidan, antara lain pelahiran placenta manual,pemberian obat-obatan,tindakan dengan alat kedokteran / instrumen, kelahiran sungsang,gemelli, dan prematur.
Perkembangan kebidanan di Belanda. Pendidikan bidan dari pendididkan perawat, sehingga kemampuan dan keterampialnnya juga berbeda. Tugas pokok bidan di Belanda adalah menangani kasus fisiologis dan merujuk yang abnormal ke spesialis.
Perkembangan kebidanan di Inggris. Tahun 1899 mulai disediakan pula tempat merawat wanita hamil di The Royal Maternity Hospital. Dokter yang paling berjasa dalam menganjurkan adanya pro-maternity hospital untuk wanita hamil adalah yang memerlukan perawatan adalah Dr. Ballentyne, dan tokoh-tokoh lainnya :
1.      Dacruz ( 1967 ), keterampilan menolong persalinan di dapat secara turun temurun.
2.     Kirzinger ( 1988 ), mengatakan bidan di harapkan seperti dokter yang mempunyai prestasi dari profesinya dan gender.

3.     Witz ( 1992 ), mennyatakan bahwa intitut kebidanan didirikan masih dengan dasar pengetahuan yang sedikit, serta kompetensi yang terbatas.   

PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DI LUAR NEGERI

1.  Pelopor Kebidanan di Luar Negeri
Bidan merupakan profesi keahlian yang dimiliki seorang wanita untuk menemani dan menolong persalinan,sering disebut “midwife” yang berarti bersama wanita. Awal perkembangan pelayanan kebidanan dimulai di Yunani oleh Hipocrates ( 460-370 SM ) yang mendapat sebutan kehormatan sebagai Bapak Pengobatan,beliau berasal dari Yunani yang menaruh minat terhadap kebidanan. Ia menganjurkan seorang wanita yang bersalin mendapatkan pelayanan yang selayaknya dengan dasar kemanusiaan dan meringankan penderitaan wanita. Oleh karena anjuran tersebut, Yunani dan Romawi menjadi negara yang lebih dahulu melakukan perawatan nifas.
Soranus yang berasal dari Efesus – Turki ( 98-138 SM ) dan berpraktek di Roma, ia disebut sebagai Bapak Kebidanan setelah Hipocrates. Soranus berpendapat seorang bidan hendaknya seorang ibu yang sudah mengalami sendiri melahirkan bayi. bidan adalah seorang ibu yang tidak takut terhadap hantu,setan dan menjauhkan takhayul. Setelah Soranus meninggal dunia usahanya diteruskan oleh mantan muridnya yang bernama Moscion. Moscion menulis buku-buku tentang pelajaran kebidanan. Bidan zaman dulu tidak mendapatkan pendidikan,tetapi bekerja berdasarkan pengalaman dan keberanian saja.
a.      Di Negara Italia
1)      Vaselius dan fabricus, mempelajari anatomi dan fisiologi tubuh  manusia
2)     Eustacius, menemukan sakuran yang menghubungkan hidung, telinga dan tenggorokan yang disebut tuba Eustachius.
3)     Polophius, menemukan saluran telur yang terletak anatara uterus dan ovarium yang disebut tuba fallopi
4)     Arantius, menemukan  ductus pembuluh darah pada janin yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena kava inferior dan tertutup setelah anak lahirbyang disebut ductus arantii.
5)     William Harvey (1578-1657), murid dari fabricus yang menyelidiki fisiologi plasenta dan selaput janin serta menemukan fungsinya
b.      Di Negara Perancis
1)    Ambroise pare (1510- 1590)
2)   menemukan versi podali dan versi ekstraksi serta cara- caranya.
3)   Francois mouriscio, menemukan cara melahirkan kepala pada letak sungsang yang disebut perasat mouricio
4)   Thomas raynold, yang mengetahui tentang penyakit ringan pada bumil serta perawatan buah dada dan senam ibu hamil.
c.      Di Negara Inggris
1.      Wiliam smellie (1697-1763) beliau memperbesar praktek membentuk cunam dan buku pemasangan cunam dengan keterangan ukuran panggul, perbedaan panggul sempit dan biasa.
2.     Dr. William shippen (1803-1936) yang pertama kali menganjurkan partus buatan pada bayi premature dilakuakn bila panggul sempit
3.   Hugh L hodge (1798-1873) menentukan bidang – bidang panggul untuk menegtahui kepala anak yang dinamakan bidang hodge.

2.  Cara-Cara Persalinan Pada Zaman Dahulu
a.      Wanita bersalin disuruh duduk ditengah lapangan kemudian dikejar – kejar penunggangnya sehingga wanita tersebut takut dan terkejut dan wanita itu berlari oleh karena itu anak akan cepat lahir.
b.     Wanita yang akan bersalin disuruh pegang bahu penolong kemudian tangan dukun atau penolong memegang dan memeras pinggang wanita yang akan bersalin dan kepala dukun menekan perut ibu.
c.      Wanita yang akan bersalin disuruh duduk seorang penolong disuruh duduk dibelakang ibu dan menekan punggung serta kepala penderita sekuat tenaga, seorang memegang tangan dan seorang lagi duduk diantara kedua paha serta memegang paha dengan anak yang dilahirkan.
d.     Wanita yang bersalin diasingkan dari masyarakat keladang yang jauh dari kampung bersama penolong membuat lubang sampai anak dan ari – ari lahir kemudian tali pusat dipotong dan ari – ari di tanam didalam lubang tadi. Setelah melahirkan dan darah tidak ada lagi, ibu menyucikan diri dengan cara telanjang dan berbaring menghadap api sedekat dan setahan mungkin

e.      Wanita yang akan bersalin disertai banyak wanita lain pergi ke sebuah pohon besar kemudian dengan tali yang panjang ibu diikat dibawah ketiak dari ujung tali dan dinaikkan ke atas pohon. Tali tersebut ditarik oleh penolong dan sebagian penolong lain memegang dan menekan wanita yang akan melahirkan dengan demikian wanita itu akan bertambah sakit dan anakpun lahir. 

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI DALAM NEGERI

1.     Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Dua hal ini berjalan beriringan untuk memenuhi tuntutan masyrakat terhadap pelayanan kebidanan. Pendidikan bidan mencakup pendidikan formal dan non formal. Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda,
2.    Tahun 1851. Dr.W.Bosch membuka pendidikan bidan untuk wanita pribumi di Batavia. Tidak berlangsung lama akibat kurangnya peserta didik, adanya larangan perempuan keluar rumah. Akhirnya tutup tahun 1875, karena apresiasi wanita bersalin kurang.
3.    Tahun 1902.  Pendidikan bidan dibuka kembali untuk wanita pribumi di Rumah Sakit Militer di Batavia.
4.    Tahun 1904. Pendidikan Bidan di Indonesia dibuka di Makasar. Lulusannya harus bersedia ditempatkan dimana saja dan bersedia tidak dibayar untuk pasien yang tidak mampu. Mereka mendapat tunjangan dari pemerintah 15-25 gulden  per bulan.
5.    Tahun 1911/1912. Dimulai dengan pendidikan tenaga keperawatan  di Rumah Sakit Umum Pusat di Semarang dan Batavia. Calon yang diterima hanya dari Holandia Indische School (SD 7 tahun) dengan lama pendidikan 4 tahun. Awalnya hanya menerima pria, tahun 1914 menerima peserta didik wanita. Lulusan perawat pria dapat melanjutkan pendidikan Keperawatan 2 tahun dan wanita dapat melanjutkan ke Kebidanan 2 tahun.
6.    Tahun 1935-1938. Kolonial Belanda mulai mendidik bidan lulusan Mulo (Setingkat SLTP). Hampir bersamaan di buka sekolah bidan di beberapa kota besar, seperti: RSB Budi Kemuliaan di Jakarta, RSB Palang Dua dan Mardi Waluyo di Semarang. Tahun tersebut, dikeluarkan peraturan pembeda lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan. Bidan lulusan Mulo disebut kelas I, sedangkan bidan dari lulusan perawat disebut kelas II, dimana gaji pokok dan  tunjangan yang diterima pun berbeda.
7.    Tahun 1950-1953. Dr. Mochtar dan dr. Soeliyanti membentuk bagian ibu dan anak  di Depkes Yogyakarta . Setelah 1950, pendidikan bidan menjadi maju pesat. Dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP umur minimal 17 tahun dan sekolah selama 3 tahun. Karena masih butuh tenaga, dibuka pendidikan bidan pembantu yang disebut “Penjenang Kesehatn E/Pembantu Bidan. Pendidkan terus berjalan, dan ditutup 1976.Peserta didik PK/E adalah lulusan SMP ditambah 2 tahun kebidanan dasar.
8.    Tahun 1953. Dibuka kursus tambahan bidan di Yogyakarta yang lamanya7-12 minggu.Tahun 1960 KTB dipindahkan ke Jakarta,untuk diperkenalkan lulusan bidan mengenai perkembangan program KIA sebelum mereka terjun ke masyrakat.Tahun 1967, kursus ini di tutup.
9.    Tahun 1954. Dibuka pendidikan guru bersama, bersama-sama dengan guru perawat dan perawat kesehatan di Bandung. Awalnya berlangsung 1 tahun lalu meningkat menjadi 3 tahun. Pada awal tahun 1972 sekolah tersebut dilebur menjadi SGP (Sekolah Guru Perawat). Pendidikan ini menerima calon bidan dan perawat.
10.  Tahun 1960. KTB dipindahkan ke Jakarta untuk memperkenalkan program KIA pada lulusan bidan, pada tahun 1967 KTB tutup.
11.   Tahun 1964. Rumah sakin Sain Carolus memulai pendidikan bidan Direct Entry dari SMA dengan masa pendidikan 4 tahun.
12.  Tahun 1970. Dibuka Program pendidikan bidan yang menerima lulusan dari Sekolah Pengatur Rawat (SPR) ditambah 2 tahun yang disebut Sekolah Pendidkan Lanjutan  Jurusan Kenbidanan (SPKLJ). Pendidikan ini tidak merata se-Indonesia.
13.  Tahun 1974. Depkes melakukan penyerderhanaan pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup diikuti dengan berdirinya SPK dengan tujuan adanya tenaga multipurpouse dilapangan yag membantu persalinan normal.
14.  Tahun 1974-1984. Institusi bidan ditutup, sehingga selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan , namun Ikatan Bidan Indonesia tetap ada.
15.  Tahun 1981. Dibuka pendidikan diploma I KIA (berlangsung 1 tahun).
16.  Tahun 1985. Sehubungan dengan AKI dan AKB yang tinggi maka kebijakan pemerintah membuka program pendidikan mahir KIA dan SPK plus 1 tahun. IBI menolak nama mahir KIA dan menyetujui “Bidan”. Program penyelenggaraan bidan diatur dalam Permenkes No. 386/Menkes/SK/VII/1985 tanggal 22 Juli 1985. Pedoman umum penyelenggaraan bidan diatur dalam Kepmenkes No.2221/Dipnakes/XXI/1987. Sedangkan untuk berlakunya pendidikan bidan diatur dalam Kepmenkes/1527/Kep/Diknakes/vii/1985.
17.  Tahun 1989. Dibuka crash program kebidanan. Dimana Program Pendidikan bidan A. PPB A+SPK 1 tahun, Kemudian diangkat jd PNS. Tahun 1996,status Ptt
18.  Tahun 1993, Dibuka Program Pendidikan Bidan B (akper) selama satu tahun. Tujuannya meningkatkan tenga pengajar pada PPB A. Pendidikan hanya sampai 2 angkatan.(1995-1996). Dibuka pula program pendidikan C (PPB C) dari lulusan SMP di 11 provinsi (Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Sela
19.  Tahun 1994-1995. Uji Coba Pendidikan Bidan Jarak Jauh di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Diatur dalam SK Menkes No. 1247/Menkes SK/XII/1994.
20. Tahun 1994. Dilaksanakan LSS (Life Saving Skill). Koordinatornya Direktorat Kesehatan Keluarga Ditjen Binkesmas, di RS provinsi/kabupaten.
21.  Tahun 1995-1998.IBI bekerjasam langsung dengan mother Care melaksanakan pelatihan peer review untuk bidan di rumah sakit, bidan puskesmas, bidan di desa Kalimantan Selatan.
22. Tahun 1996. IBI bekerjasama dengan Depkes dan American  College of Nurse Midwife (ACNM) dan rumah sakit swasta mengadakan Training Of Trainer (TOT). Dalam tahun yang sama, pemerintah membuka Akademi Kebidanan jalur khusus dengan latar belakang bidan dan tahun 1998 dari SLTA.
23. Tahun 1999. Dibuka strata I Kesehatan Masyarakat yang seluruh mahasiswanya dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bogor.
24. Tahun 2000. Dilaksanakan pelatihan APN yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health (MNH) dengan pesertanya adalah tenaga pelayanan, guru, dan dosen dari akademi. Diadakan pula seminar dan lokakarya organisasi yang dilaksanakan setiap tahun sebanyak 2 kali mulai tahun 1996 sampai tahun 2000 dengan biaya dari UNICEF.
25. Tahun 2000-2002. Dibuka program D-IV Pendidik untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di akademi kebidanan. Program ini bekerjasama dengan IBI dan UGM Yogyakarta. Pada April 2002, dibuka program D-IV Bidan Pendidik di Universitas Pdjajaran Bandung hingga saat ini.

26. Tahun 2003. Pelatih Bidan Delima