Wednesday, 8 October 2014

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI DALAM NEGERI

1.     Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Dua hal ini berjalan beriringan untuk memenuhi tuntutan masyrakat terhadap pelayanan kebidanan. Pendidikan bidan mencakup pendidikan formal dan non formal. Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda,
2.    Tahun 1851. Dr.W.Bosch membuka pendidikan bidan untuk wanita pribumi di Batavia. Tidak berlangsung lama akibat kurangnya peserta didik, adanya larangan perempuan keluar rumah. Akhirnya tutup tahun 1875, karena apresiasi wanita bersalin kurang.
3.    Tahun 1902.  Pendidikan bidan dibuka kembali untuk wanita pribumi di Rumah Sakit Militer di Batavia.
4.    Tahun 1904. Pendidikan Bidan di Indonesia dibuka di Makasar. Lulusannya harus bersedia ditempatkan dimana saja dan bersedia tidak dibayar untuk pasien yang tidak mampu. Mereka mendapat tunjangan dari pemerintah 15-25 gulden  per bulan.
5.    Tahun 1911/1912. Dimulai dengan pendidikan tenaga keperawatan  di Rumah Sakit Umum Pusat di Semarang dan Batavia. Calon yang diterima hanya dari Holandia Indische School (SD 7 tahun) dengan lama pendidikan 4 tahun. Awalnya hanya menerima pria, tahun 1914 menerima peserta didik wanita. Lulusan perawat pria dapat melanjutkan pendidikan Keperawatan 2 tahun dan wanita dapat melanjutkan ke Kebidanan 2 tahun.
6.    Tahun 1935-1938. Kolonial Belanda mulai mendidik bidan lulusan Mulo (Setingkat SLTP). Hampir bersamaan di buka sekolah bidan di beberapa kota besar, seperti: RSB Budi Kemuliaan di Jakarta, RSB Palang Dua dan Mardi Waluyo di Semarang. Tahun tersebut, dikeluarkan peraturan pembeda lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan. Bidan lulusan Mulo disebut kelas I, sedangkan bidan dari lulusan perawat disebut kelas II, dimana gaji pokok dan  tunjangan yang diterima pun berbeda.
7.    Tahun 1950-1953. Dr. Mochtar dan dr. Soeliyanti membentuk bagian ibu dan anak  di Depkes Yogyakarta . Setelah 1950, pendidikan bidan menjadi maju pesat. Dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP umur minimal 17 tahun dan sekolah selama 3 tahun. Karena masih butuh tenaga, dibuka pendidikan bidan pembantu yang disebut “Penjenang Kesehatn E/Pembantu Bidan. Pendidkan terus berjalan, dan ditutup 1976.Peserta didik PK/E adalah lulusan SMP ditambah 2 tahun kebidanan dasar.
8.    Tahun 1953. Dibuka kursus tambahan bidan di Yogyakarta yang lamanya7-12 minggu.Tahun 1960 KTB dipindahkan ke Jakarta,untuk diperkenalkan lulusan bidan mengenai perkembangan program KIA sebelum mereka terjun ke masyrakat.Tahun 1967, kursus ini di tutup.
9.    Tahun 1954. Dibuka pendidikan guru bersama, bersama-sama dengan guru perawat dan perawat kesehatan di Bandung. Awalnya berlangsung 1 tahun lalu meningkat menjadi 3 tahun. Pada awal tahun 1972 sekolah tersebut dilebur menjadi SGP (Sekolah Guru Perawat). Pendidikan ini menerima calon bidan dan perawat.
10.  Tahun 1960. KTB dipindahkan ke Jakarta untuk memperkenalkan program KIA pada lulusan bidan, pada tahun 1967 KTB tutup.
11.   Tahun 1964. Rumah sakin Sain Carolus memulai pendidikan bidan Direct Entry dari SMA dengan masa pendidikan 4 tahun.
12.  Tahun 1970. Dibuka Program pendidikan bidan yang menerima lulusan dari Sekolah Pengatur Rawat (SPR) ditambah 2 tahun yang disebut Sekolah Pendidkan Lanjutan  Jurusan Kenbidanan (SPKLJ). Pendidikan ini tidak merata se-Indonesia.
13.  Tahun 1974. Depkes melakukan penyerderhanaan pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup diikuti dengan berdirinya SPK dengan tujuan adanya tenaga multipurpouse dilapangan yag membantu persalinan normal.
14.  Tahun 1974-1984. Institusi bidan ditutup, sehingga selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan , namun Ikatan Bidan Indonesia tetap ada.
15.  Tahun 1981. Dibuka pendidikan diploma I KIA (berlangsung 1 tahun).
16.  Tahun 1985. Sehubungan dengan AKI dan AKB yang tinggi maka kebijakan pemerintah membuka program pendidikan mahir KIA dan SPK plus 1 tahun. IBI menolak nama mahir KIA dan menyetujui “Bidan”. Program penyelenggaraan bidan diatur dalam Permenkes No. 386/Menkes/SK/VII/1985 tanggal 22 Juli 1985. Pedoman umum penyelenggaraan bidan diatur dalam Kepmenkes No.2221/Dipnakes/XXI/1987. Sedangkan untuk berlakunya pendidikan bidan diatur dalam Kepmenkes/1527/Kep/Diknakes/vii/1985.
17.  Tahun 1989. Dibuka crash program kebidanan. Dimana Program Pendidikan bidan A. PPB A+SPK 1 tahun, Kemudian diangkat jd PNS. Tahun 1996,status Ptt
18.  Tahun 1993, Dibuka Program Pendidikan Bidan B (akper) selama satu tahun. Tujuannya meningkatkan tenga pengajar pada PPB A. Pendidikan hanya sampai 2 angkatan.(1995-1996). Dibuka pula program pendidikan C (PPB C) dari lulusan SMP di 11 provinsi (Aceh, Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Sela
19.  Tahun 1994-1995. Uji Coba Pendidikan Bidan Jarak Jauh di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Diatur dalam SK Menkes No. 1247/Menkes SK/XII/1994.
20. Tahun 1994. Dilaksanakan LSS (Life Saving Skill). Koordinatornya Direktorat Kesehatan Keluarga Ditjen Binkesmas, di RS provinsi/kabupaten.
21.  Tahun 1995-1998.IBI bekerjasam langsung dengan mother Care melaksanakan pelatihan peer review untuk bidan di rumah sakit, bidan puskesmas, bidan di desa Kalimantan Selatan.
22. Tahun 1996. IBI bekerjasama dengan Depkes dan American  College of Nurse Midwife (ACNM) dan rumah sakit swasta mengadakan Training Of Trainer (TOT). Dalam tahun yang sama, pemerintah membuka Akademi Kebidanan jalur khusus dengan latar belakang bidan dan tahun 1998 dari SLTA.
23. Tahun 1999. Dibuka strata I Kesehatan Masyarakat yang seluruh mahasiswanya dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bogor.
24. Tahun 2000. Dilaksanakan pelatihan APN yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health (MNH) dengan pesertanya adalah tenaga pelayanan, guru, dan dosen dari akademi. Diadakan pula seminar dan lokakarya organisasi yang dilaksanakan setiap tahun sebanyak 2 kali mulai tahun 1996 sampai tahun 2000 dengan biaya dari UNICEF.
25. Tahun 2000-2002. Dibuka program D-IV Pendidik untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di akademi kebidanan. Program ini bekerjasama dengan IBI dan UGM Yogyakarta. Pada April 2002, dibuka program D-IV Bidan Pendidik di Universitas Pdjajaran Bandung hingga saat ini.

26. Tahun 2003. Pelatih Bidan Delima 

No comments:

Post a Comment