Wednesday, 8 October 2014

FALSAFAH ASUHAN KEBIDANAN

A.   PENGERTIAN
1.  Filosofi
Menurut kamus besar bahasa indonesia, falsafah yaitu anggapan, pandangan hidup, sikap batin yang paling umum yang dimiliki orang/masyarakat.
Menurut bahasa Yunani “philosophy“berasal dari dua kata yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijkasanaan, pengetahuan, pengalaman praktis, intelegensi). Filsafat secara keseluruhan dapat diartikan “ cinta kebijaksanaan atau kebenaran.”
Sedangkan menurut ilmuan :
a.  Chinn dan Krammer, 1991,
“Suatu disiplin ilmu yang memperhatikan dan menggali dalil-dalil yang ada untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari”
b.  Pearson dan Vaugan, 1986
Garis besar filosofi adalah pendekatan berpikir tentang kenyataan, termasuk tradisi agama,aliran yang dianut oleh keberadaan dan fenomena.

Jadi dapat disimpulkan bahwa filosofi adalah suatu disiplin ilmu yang berfokus kepada pencarian dan penjelasan suatu realita. Atau ilmu tentang sesuatu disekitar kita dan apa penyebabnya.
2
.  Filosofi kebidanan 

Filosofi kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka pikir dalam memberikan pelayanan kebidanan.
A.   TUJUAN FILOSOFI KEBIDANAN
“Memberikan persepsi tentang hal-hal yang penting dan berharga dalam memfasilitasi proses penanggulangan teori dan praktek “

B.   FILOSOFI DASAR ASUHAN KEBIDANAN
Didalam filosofi kebidnan terdapat enam macam keyakinan dalam pemberian asuhan, yaitu :
1.    Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
Yaitu keyakinan bahwa persalinan atau kehamilan adalah proses yang alamiah (fisiologis), dan bukan merupakan proses patologis, tetapi harus diingat bahwa kondisi yang semula normal (alamiah) dapat berubah menjadi patologis (abnormal).
2.    Keyakinan Tentang Perempuan
Yakin bahwa setiap perempuan mempunyai kepribadian yang unik, yang mempunyai hak mengendalikan kebutuhan dirinya sendiri dan patut dihormati. Oleh karena itu dia harus berpartisipasi secara aktif dalam asuhannya selama kehamilan, persalinan dan masa nifas dan membuat pilihan dan keputusan tentang cara asuhan yang diberikan. Masalah kebutuhan ibu dan bayi harus dihargai. Kepribadian yang unik berarti setiap perempuan mempunyai fisik, emosi, mental, social, dan budaya yang berbeda.
3.    Keyakinan mengenai fungsi dari profesi dan pengaruhnya
Fungsi utama dari kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan perempuan masa bersalin dan bayinya. Bidan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi baik sifat maupun pemberian asuhan kepada perempuan  masa bersalin dan keluarganya.
4.    Keyakinan tentang tujuan asuhan
Tujuan utama asuhan kebidanan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Berfokus pada pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistic, diberikan dengan cara kreatif & fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan. Asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan  
5.    Keyakinan pemberdayaan dan pembuat keputusan
Perempuan diberdayakan untuk mengambil keputusan, mempunyai keputusan untuk memilih dan memtuskan siapa yang akan menolong persalinannya serta dimana dia akan melahirkan. Bidan harus menghargai pilihan individu kliennya dan bahwa keputusan itu meupakan hasil dari tanggung jawab bersama antara klien , keluarga, dan bidan. Keyakinan tentang asuhan terdiri dari : tujuan utama asuhan kebidanan yaitu untuk menyelamtakan ibu dan bayi, berfokus pada pencegahan, promosi, informasi, dan konseling. Diberikan secara kreatif, fleksibel, suproting, caring, bimbingan berpusat pada kebutuhan perempuan. Menghormati pilihan perempuan 
6.    Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
Bermitra dengan permpuan . menempatkan perempuan sebagai patner dengan pemahaman holistic terhadap perempuan sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosia, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh untuk berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Bidan adalah praktisi mandiri tetapi juga berkonsultasi dengan para professional kesehatan lain, dan melakukan rujukan bila ada kebutuhan asuhan yang berada diluar kompetensi bidan. Yakin bahwa dalam mengembangkan kemandirian profesi, bidan harus membangun kemitraan dengan disiplin ilmu lain, dan masyarakat setempat untuk mendukung upaya pemberdayaan perempuan.

No comments:

Post a Comment