Analisis
Jurnal
Gangguan psikologi
dapat terjadi pada ibu hamil dan pasca melahirkan, gangguan ini antara lain
depresi peripartum. Depresi peripartum dapat diartikan sebagai gangguan mental pasca
persalinan atau dalam empat minggu pasca persalinan dan merupakan tahap setelah
post partum blues. Wanita dengan depresi peripartum harus dievaluasi untuk
gangguan bipolar, psikosis pasca persalinan, dan risiko bunuh diri.
Bunuh diri ibu adalah penyebab kematian peripartum yang lebih umum daripada
perdarahan postpartum atau gangguan hipertensi. Tingkatan depresi lebih tinggi
daripada stres.
1. Depresi
peripartum berkaitan dengan beberapa hal antara lain:
a.
Depresi peripartum dikaitkan dengan
morbiditas neonatal seperti kegagalan tumbuh, kelainan perlekatan, dan
keterlambatan perkembangan.
b.
Depresi peripartum juga terkait dengan
morbiditas maternal termasuk penurunan energi, konsentrasi rendah.
c.
Gangguan tidur dan berkurangnya ikatan
batin ibu kepada bayinya.
2. Gejala
yang ditimbulkan pada depresi peripartum antara lain :
a. Suasana
hati yang tertekan hampir setiap hari, hampir setiap hari, (misalnya, terasa
sedih, kosong, tanpa harapan) sering terlihat sedih dan menangis sendiri.
b. Kurangnya
minat dalam aktivitas dan kesenangan
c. Penurunan
berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau kenaikan berat badan
seperti tidak nafsu makan ataupun nafsu makan yang berlebih.
d. Insomnia
atau hypersomnia hampir setiap hari.
e. Terjadi
kegelisahan setiap hari.
f. Kelelahan
atau kehilangan energi hampir setiap hari.
g. Perasaan
tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan (delusi) hampir setiap hari
(tidak hanya menyalahkan diri sendiri atau bersalah karena sakit).
h. Berkurangnya
kemampuan berpikir atau berkonsentrasi, atau ragu-ragu, hampir setiap hari.
i.
Selalu berfikir akan kematian dan
keinginan bunuh diri yang tinggi.
3. Faktor
resiko terjadinya depresi peripartum
a.
Riwayat depresi
Riwayat
depresi sebelumnya baik sebelum hamil maupun saat hamil dan pasca persalinan
b.
Ketakutan ibu hamil akan proses
persalinan pada primipara
c.
Usia muda saat hamil atau belum siap
secara mental
d.
Status tunggal dimana hamil namun tidak
menikah atau ditinggalkan oleh pasangannya
e.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
f.
Status ekonomi lebih rendah
g.
Usia ibu hamil lebih 40 tahun atau lebih
karena mendekati masa menopause
h.
Kehamilan yang tidak diinginkan
i.
Gestational diabetes melitus
j.
Trauma persalinan seperti keadaan bayi
yang tidak diinginkan, rasa sakit yang dirasakan atas persalinan yang
sebelumnya
4. Penatalaksanaan
untuk depresi peritpartum
1.
Bagi ibu hamil
1) Penanganan
dapat dilakuakan dari masa kehamilan apabila ibu hamil yang mengalami depresi
ringan sampai sedang diobati dengan bantuan konseling psikiater atau dengan
pemberian obat-obatan anti depresan / Selektif Serotonin Re-Uptake Inhibitor
(SSRI) yang aman bagi ibu hamil seperti Citalopram, escitalopram, dan sertraline.
2) Ibu
hamil yang mengalami depresi sedang hingga berat ditangani dengan konseling
psikiater dan didampingi pengobatan SSRI
3) Dukungan
mental bagi ibu saat masa kehamilan dari keluarga terutama pasangan.
2.
Bagi ibu pasca persalinan/ nifas
1) Penatalaksanaan
Ibu pasca persalinan yang mengalami depresi ringan sampai sedang diobati dengan
bantuan konseling psikiater (psikoterapi) atau dengan pemberian obat-obatan
anti depresan / SSRI seperti fluvoxamine,
paroxetine, dan sertraline diberikan ada ibu yang masih menyusui anaknya
(penggunaan obat masih dipertimbangkan dampaknya)
2) Ibu
nifas yang mengalami depresi sedang hingga berat ditangani dengan konseling
psikiater dan didampingi pengobatan SSRI yang sesuai ibu nifas.
3) Dukungan
mental tetap harus diberikan kepada ibu pasca melahirkan, dukungan yang berasal
dari keluarga, pasangan dan lingkungan sekitar.
3.
Pada umumnya bagi ibu yang mengalami
depresi perlunya penanganan melalui pendekatan secara bertahap.
4.
Bagi pasien dengan pikiran bunuh diri
yang aktif, pikiran untuk menyakiti bayi mereka, atau pada tingkatan psikosis
harus memiliki konsultasi psikiatri khusus dan dilakukan rawat inap.
Keadaan
gangguan mental seperti ini dapat menyebabkan salah satu kematian maternal
maupun perinatal, sehingga perlu adanya pencegahan secara dini. Pencegahan ini
tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun dukungan keluarga atau
lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh pada mental ibu di masa kehamilan
dan pasca persalinan. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
1.
Dilakukannya skrining / deteksi dini
bagi ibu hamil hingga melahirkan, skrining dapat dilakukan pada remaja untuk
mempersiapkan mentalnya menjadi seorang ibu, karena dengan riwayat depresi saat
remaja pun dapat menjadi faktor resiko terjadinya depresi pada kehamilan dan
pasca persalinan.
2.
Dukungan pasangan, keluarga dan
lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh secara langsung pada ibu, seperti
tidak menyalahkan ibu, membantu ibu dalam mengahadapi kehamilan atau mengurus
bayinya setelah melahirkan.
3.
Kunjungan sehat tenaga kesehatan ibu
pasca persalinan.
4.
Diagnosa secara awal dan akurat sehingga
penanganan dapat dilakukan secara dini agar tidak menjadi tingkatan yang lebih
berat.
Deteksi
dini faktor-faktor yang mempengaruhi mental ibu saat masa kehamilan dan pasca
persalinan harus diperhatikan. Direkomendasikan untuk memasukkan skrining untuk
depresi peripartum ke dalam kunjungan antenatal (pemeriksaan kehamilan) dan
pemeriksaan pasca persalinan dengan kunjungan masa nifas serta melakukan
pemeriksaan/perawatan anak usia 1-6 bulan. Setiap tenaga kesehatan diharapkan
dapat mengenali gejala-gejala awal terjadinya depresi peripartum
Sumber :
Langan,
Robert C et al. 2016. Identification
and Management of Peripartum Depression https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC diunduh pada
tanggal 10 Oktober 2017 pukul 20.15 WIB
No comments:
Post a Comment