Analisis
Jurnal
“Contribution
of Placenta Accreta to theIncidence of Postpartum Hemorrhage and Severe Postpartum Hemorrhage”
Oleh :
Azar Mehrabadi, MSc, Jennifer A.
Hutcheon, PhD, Shiliang Liu, MD, PhD, Sharon Bartholomew, MHSc, Michael S.
Kramer, MD, Robert M. Liston, MB, and K.S. Joseph, MD, PhD
Publikasi :
The American
College of Obstetricians and Gynecologists. Published by Wolters Kluwer Health, Inc. All rights
reserved. 2015. ISSN: 0029-7844/15
Latar
Belakang Masalah
Kenaikan perdarahan pascapartum di
antara negara berpenghasilan tinggi seperti Australia, Kanada, Irlandia,
Norwegia, Skotlandia, dan Amerika Serikat berakhir Dua dekade terakhir tetap
tidak dapat dijelaskan. Subtipe perdarahan pascapartum yang mendasari
peningkatan telah diidentifikasi sebagai perdarahan postpartum atonikdi Kanada,
tingkat postpartum atonik Perdarahan meningkat sebesar 29% (interval
kepercayaan 95% [CI] 26-33%) dari 3,9% di tahun 2003 menjadi 5,0% pada tahun
2010.8 Namun, kenaikan ini tidak bisa dijelaskan oleh Perubahan usia ibu, obesitas,
kehamilan multifetal, induksi persalinan, penambahan oxytocin, dan lainnya faktor
ibu, janin, bayi, dan kebidanan.
Kelompok
Kolaborasi Postpartum merekomendasikan penyidikan peran plasenta accreta,
kehamilan yang berpotensi mengancam jiwa, dilaporkan meningkat sebagai sebuah
konsekuensi dari peningkatan kelahiran sesar selama 20-30 tahun terakhir. Insiden plasenta accreta berkisar antara 1 dan
90 per 10.000 kelahiran dan bervariasi
berdasarkan frekuensi penduduk sebelumnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan hubungan antara placenta accreta dan perdarahan postpartum, dan
untuk menentukan fraksi yang disebabkan oleh populasi dari placenta accreta
yang berhubungan dengan perdarahan pascapartum dan perdarahan postpartum parah
(misalnya, untuk menentukan kejadian perdarahan pascapersalinan disebabkan ke
plasenta akreta).
Hasil dan Pembahasan
Kejadian
plasenta akreta adalah 14,4 per 10.000 kelahiran (819 kasus
antara 570.637 persalinan), sedangkan kejadian plasenta Akreta dengan
perdarahan postpartum adalah 7,2 per 10.000 kelahiran. Pendarahan
pascapersalinan Di antara wanita dengan plasenta accreta didominasi pendarahan
tahap ketiga (41% dari semua kasus). Meskipun plasenta sangat terkait dengan
postpartum perdarahan, rendahnya Frekuensi menghasilkan populasi kecil fraksi. Namun
terdapat hubungan yang kuat antara placenta akreta dan perdarahan postpartum.
Kesimpulan
Plasenta akreta pada umumnya jarang
terjadi namun belakangan ini plasenta akreta turut menyumbang angka perdarahan
postpartum dan menyebabkan kematian ibu.
Rekomendasi Asuhan Kebidanan
Bidan
sebagai pendamping ibu berikan pendidikan kesehatan pada ibu hamiluntuk rutin melakukan ANC (Antenatal
Care) guna mendeteksi komplikasi yng mungkin terjadi, bidan dalam menolong
persalinan tidak diperbolehkan sendiri diharapkan memiliki partner untuk
mempermudah menangani komplikasi yang terjadi misal nya komplikasi retensio
plasenta.
No comments:
Post a Comment