Analisis
Jurnal
Pregnancy Hypertension: An
Internesional Journal Of Women’s Cardiovascular Health (2014)
Oleh :
Laura A. Magee, Anouk
Pels, Michael Helewa, Evelyne Rey , Peter von Dadelszen
Hipertensi selama kehamilan merupakan salah satu
penyebab dari mortalitas dan mordibitas pada ibu dan bayi selama masa kehamilan
baik dindonesia maupun di luar negeri. Hipertensi dalam kehamilan ditandai
dengan tekanan darah yaitu 140/90 mmhg. Hasil
pengukuran tekanan darah tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang
hanya sekali. Pengukuran harus dilakukan sebanyak tiga kali selama 15 menit
sekali dengan posisi duduk dengan lengan di level jantung dengan manset
pengukur yang tepat, untuk pemeriksaan yang lebih pasti.
Diagnosis
hipertensi harus berdasarkan pengukuran yaitu diatas 140/90 mmHg, pengukuran
diambil minimal 2 kali diambil 15 menit sekali saat sedang istirahat, diidentifikasi pada usia kehamilan 20 minggu.
Pada hipertensi berat didapatkan hasil pengukuran 160/110 mmHg diambil minimal
dua kali pengukuran, dilengan yang sama dan pada saat istirahat. Pada saat
pemeriksaan tekanan darah juga harus dilakukan pemeresikaan protein urin untuk mengidentifikasi
preeklamsia atau eklamsia.
Gangguan
hipertensi pada kehamilan harus diklasifikasikan seperti hipertensi yang sudah
ada sebelumnya, hipertensi gestasional, preeklamsia. Adanya atau tidak adanya
preeklampsia harus dipastikan. Pada wanita dengan hipertensi yang sudah ada
sebelumnya, preeklamsia harus didefinisikan sebagai hipertensi resisten, untuk
melihat dampak dan penanganan selanjutnya.
Semua
wanita hamil yang memiliki tekanan darah tinggi harus mendeteksi proteinuria
pada awal kehamilan untuk mementukan apakah akan berlanjut kearah preeklamsia
atau eklamsia.
Preeklampsia
adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang-kejang
dan/atau koma. Preeklamsia terjadi akibat ketidak cocokan antara uteroplasenta ibu
dan janin.gejala yang dapat menentukan ibu hamil dengan preeklamsi adalah
hipertensi dan proteinuria. Disfungsi organ juga menjadi slaah satu penyebab
dari preeklamsi seperti edema paru, penyakit ginjal, dan penyakit vaskuler.
Hasil
pemantauan janin tidak normal yang bisa memicu perkembangan komplikasi maternal
atau janin yang parah(termasuk lahir mati). Kondisi buruk yang dapat terjadi
adalah edema paru, kejang, hemolis, peningkatan enzim hati, trombosit rendah.
Faktor
resiko penyebab hipertensi dalam kehamilan menurut jurnal tersebut adalah usia
lebih dari empat puluhtahun, riwayat hipertensi sebelunya, hemolysis, diabetes
melitus, riwayat penyakit ginjal, imunitas, ganggguan metabolisme, tingginya
indeks masa tubuh dan penyakit vaskuler.
a. Usia
maternal. Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30
tahun.
b. Riwayat
keluarga. Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Riwayat
hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapat meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dimana komplikasi tersebut dapat
mengakibatkan superimpose preeclampsi dan hipertensi kronis dalam kehamilan.
c. Tingginya
indeks massa tubuh
Tingginya indeks
massa tubuh merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, kelebihan gula dan
garam yang bisa menjadi faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit
degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit
jantung coroner.
d. Gangguan ginjal, Penyakit ginjal seperti gagal
ginjal akut yang diderita pada ibu hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam
kehamilan.
Penyakit vaskuler seperti jantung coroner dan
stroke yang diderita oleh wanita dapat dipengaruhi oleh Hipertensi dalam
kehamilan, hidup yang tidak sehat, indeks masa tubuh, diabetes, riwayat
hipertensi, dan displidaemia.
Strategi
yang dilakukan guna mencegah hipertensi dalam kehamilan meliputi upaya
nonfarmakologi dan farmakologi. Upaya nonfarmakologi meliputi edukasi, deteksi
prenatal dini dan manipulasi diet. Sedangkan upaya farmakologi mencakup
pemberian aspirin dosis rendah dan antioksidan. Pencegahan yang dapat dilakukan
ibu hamil adalah :
a. Wanita
hamil harus mengetahui tanda dari hipertensi pada masa kehamilan.
b. Rutin
melakukan pemeriksaan untuk menegtahui perkembangan kehamilan , terutama pada
ibu yang memiliki riwayat hipertensi atau pereklamsia.
c. Diet
tinggi kalsium dan pemberian kapsul dengan kandungan minyak ikan dapat
menyebabkan penurunan bermakna tekanan darah serta mencegah hipertensi dalam
kehamilan
d. Tidak
mengonsumsi alcohol pada saat hamil, dan tidak merokok
e. Melakukan
aktifitas seperti olahraga ringan, mengurangi beban kerja, dan menurangi
stress.
f. Konseling
diet untuk mengurangi laju kenaikan berat badan wanita hamil yang kelebihan
berat badan tidak berdampak pada kehamilan hipertensi atau preeklamsia
g. Terapi
antioksidan secara bermakna menurunkan aktivasi sel endotel dan mengisyaratkan
bahwa terapi semacam ini bermanfaat dalam pencegahan hipertensi kehamilan,
terutama preeklampsi. Antioksidan tersebut dapat berupa vitamin C dan E
Rekomendasi
Sebagai
seorang bidan atau petugas kesehatan harus memahami mengenai konsep dari
hiperstensi, preeklamsia dan eklamsia dan harus memberikan penatalaaksanaan
sesuai dengan permasalahan.
Bidan harus memeberikan pendidikan kesehatan
mengenai tanda dan gejala, dan pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil
mengenai hipertensi dalam kehamilan, preeklamsia dan eklamsia agar ibu dapat
mengetahui dan dapat melakukan deteksi segera jika megelami gejala atau tanda
dalam kehamilan.
Bidan
harus jeli dalam menskrining ibu hamil dengan hipertensi agar tidak berlanjut
ke pre eklamsia atau eklamsi dan mencegah terjadi komplikasi yang lebih serius
agar tidak mengarah ke komplikasi lainya. Bidan harus
berkolaborasi dengan dokter kandungan dalam memberikan penatalaksanaan. Jika
mendapati pasien dengan pre eklamsi atau eklamsi bidan tidak boleh menangani
sendiri.
No comments:
Post a Comment