Thursday 28 June 2018

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN



Analisis Jurnal
Pregnancy Hypertension: An Internesional Journal Of Women’s Cardiovascular Health (2014)
Oleh :
Laura A. Magee, Anouk Pels, Michael Helewa, Evelyne Rey , Peter von Dadelszen
Hipertensi selama kehamilan merupakan salah satu penyebab dari mortalitas dan mordibitas pada ibu dan bayi selama masa kehamilan baik dindonesia maupun di luar negeri. Hipertensi dalam kehamilan ditandai dengan tekanan darah yaitu 140/90 mmhg. Hasil pengukuran tekanan darah tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Pengukuran harus dilakukan sebanyak tiga kali selama 15 menit sekali dengan posisi duduk dengan lengan di level jantung dengan manset pengukur yang tepat, untuk pemeriksaan yang lebih pasti.
Diagnosis hipertensi harus berdasarkan pengukuran yaitu diatas 140/90 mmHg, pengukuran diambil minimal 2 kali diambil 15 menit sekali saat sedang istirahat,  diidentifikasi pada usia kehamilan 20 minggu. Pada hipertensi berat didapatkan hasil pengukuran 160/110 mmHg diambil minimal dua kali pengukuran, dilengan yang sama dan pada saat istirahat. Pada saat pemeriksaan tekanan darah juga harus dilakukan pemeresikaan protein urin untuk mengidentifikasi preeklamsia atau eklamsia.
Gangguan hipertensi pada kehamilan harus diklasifikasikan seperti hipertensi yang sudah ada sebelumnya, hipertensi gestasional, preeklamsia. Adanya atau tidak adanya preeklampsia harus dipastikan. Pada wanita dengan hipertensi yang sudah ada sebelumnya, preeklamsia harus didefinisikan sebagai hipertensi resisten, untuk melihat dampak dan penanganan selanjutnya.
Semua wanita hamil yang memiliki tekanan darah tinggi harus mendeteksi proteinuria pada awal kehamilan untuk mementukan apakah akan berlanjut kearah preeklamsia atau eklamsia.
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma. Preeklamsia terjadi akibat ketidak cocokan antara uteroplasenta ibu dan janin.gejala yang dapat menentukan ibu hamil dengan preeklamsi adalah hipertensi dan proteinuria. Disfungsi organ juga menjadi slaah satu penyebab dari preeklamsi seperti edema paru, penyakit ginjal, dan penyakit vaskuler.
Hasil pemantauan janin tidak normal yang bisa memicu perkembangan komplikasi maternal atau janin yang parah(termasuk lahir mati). Kondisi buruk yang dapat terjadi adalah edema paru, kejang, hemolis, peningkatan enzim hati, trombosit rendah.
Faktor resiko penyebab hipertensi dalam kehamilan menurut jurnal tersebut adalah usia lebih dari empat puluhtahun, riwayat hipertensi sebelunya, hemolysis, diabetes melitus, riwayat penyakit ginjal, imunitas, ganggguan metabolisme, tingginya indeks masa tubuh dan penyakit vaskuler.
a.       Usia maternal. Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30 tahun.
b.      Riwayat keluarga. Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dimana komplikasi tersebut dapat mengakibatkan superimpose preeclampsi dan hipertensi kronis dalam kehamilan.
c.       Tingginya indeks massa tubuh
Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung coroner.
d.       Gangguan ginjal, Penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut yang diderita pada ibu hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan.
 Penyakit vaskuler seperti jantung coroner dan stroke yang diderita oleh wanita dapat dipengaruhi oleh Hipertensi dalam kehamilan, hidup yang tidak sehat, indeks masa tubuh, diabetes, riwayat hipertensi, dan displidaemia.
Strategi yang dilakukan guna mencegah hipertensi dalam kehamilan meliputi upaya nonfarmakologi dan farmakologi. Upaya nonfarmakologi meliputi edukasi, deteksi prenatal dini dan manipulasi diet. Sedangkan upaya farmakologi mencakup pemberian aspirin dosis rendah dan antioksidan. Pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil adalah :
a.       Wanita hamil harus mengetahui tanda dari hipertensi pada masa kehamilan.
b.      Rutin melakukan pemeriksaan untuk menegtahui perkembangan kehamilan , terutama pada ibu yang memiliki riwayat hipertensi atau pereklamsia.
c.       Diet tinggi kalsium dan pemberian kapsul dengan kandungan minyak ikan dapat menyebabkan penurunan bermakna tekanan darah serta mencegah hipertensi dalam kehamilan
d.      Tidak mengonsumsi alcohol pada saat hamil, dan tidak merokok
e.       Melakukan aktifitas seperti olahraga ringan, mengurangi beban kerja, dan menurangi stress.
f.       Konseling diet untuk mengurangi laju kenaikan berat badan wanita hamil yang kelebihan berat badan tidak berdampak pada kehamilan hipertensi atau preeklamsia
g.      Terapi antioksidan secara bermakna menurunkan aktivasi sel endotel dan mengisyaratkan bahwa terapi semacam ini bermanfaat dalam pencegahan hipertensi kehamilan, terutama preeklampsi. Antioksidan tersebut dapat berupa vitamin C dan E
Rekomendasi
Sebagai seorang bidan atau petugas kesehatan harus memahami mengenai konsep dari hiperstensi, preeklamsia dan eklamsia dan harus memberikan penatalaaksanaan sesuai dengan permasalahan.
Bidan  harus memeberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda dan gejala, dan pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil mengenai hipertensi dalam kehamilan, preeklamsia dan eklamsia agar ibu dapat mengetahui dan dapat melakukan deteksi segera jika megelami gejala atau tanda dalam kehamilan.
Bidan harus jeli dalam menskrining ibu hamil dengan hipertensi agar tidak berlanjut ke pre eklamsia atau eklamsi dan mencegah terjadi komplikasi yang lebih serius agar tidak mengarah ke komplikasi lainya. Bidan harus berkolaborasi dengan dokter kandungan dalam memberikan penatalaksanaan. Jika mendapati pasien dengan pre eklamsi atau eklamsi bidan tidak boleh menangani sendiri.

No comments:

Post a Comment