Petugas
kesehatan di bidang kebidanan cenderung mengabaikan morbiditas terkait
persalinan di luar periode pascapersalinan segera, dan tampaknya ada kekurangan
strategi untuk mengidentifikasi dan menilai wanita dengan nyeri yang menetap
pada fase selanjutnya dari perawatan pascapersalinan. Pengetahuan mendalam
tentang pengalaman wanita tentang nyeri kronis terkait dengan persalinan,
seperti:serta bagaimana hal itu dapat memengaruhi kehidupan dan kesejahteraan
mereka, sangat penting bagi profesional kesehatan yang memiliki informasi yang
lebih baik untuk mengoptimalkan perawatan kesehatan. Selanjutnya, pengetahuan
tersebut diperlukan untuk memfasilitasi pengembangan strategi dukungan untuk
mencegah konsekuensi negatif bagi kesehatan dan kualitas hidup perempuan.
Nyeri didefinisikan sebagai, "Pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan, atau menyerupai yang
terkait dengan, kerusakan jaringan aktual atau potensial."
Rasa sakit bersifat pengalaman yang multidimensi
dan termasuk komponen sensorik, afektif, dan kognitif. Pengalaman nyeri selalu
subjektif dan individual, dan setiap orang mengalami nyeri dengan caranya
sendiri meskipun keadaan eksternal serupa. Kemampuan untuk merasakan nyeri akut
sangat penting dan kekuatan pendorong yang kuat dalam kelangsungan hidup
kita,tetapi rasa sakit kronis sering menyebabkan penderitaan dan kecacatan.
Terlepas
dari penyebabnya, nyeri dianggap kronis jika bertahan selama tiga bulan atau
lebih. Nyeri kronis merupakan akibat dari perubahan struktural dan fungsional
yang maladaptif pada sistem saraf yang memiliki kapasitas untuk menjadi lebih
kompleks dalam patofisiologinya dan dapat menjadi ireversibel seiring waktu.
Konsekuensi negatif dari nyeri kronis termasuk depresi, ketakutan dan
kecemasan, gangguan tidur dan peningkatan kelelahan. Selain itu, rasa sakit
dapat mempengaruhi hubungan keluarga, menyebabkan berkurangnya kapasitas kerja
dan gangguan keuangan serta peningkatan kebutuhan perawatan. Selain itu,
individu dengan nyeri kronis sering berisiko mengalami komplikasi lebih lanjut,
termasuk disfungsi baik fisik maupun psikologis.
Pengalaman
hidup dengan nyeri kronis yang terkait dengan persalinan mengungkapkan tema
penting, “Berduka atas masa lalu dan
berjuang ke depan”, karena pengalaman nyeri kronis menyebabkan rasa
kesedihan ganda dalam kehidupan wanita dan karena wanita terus-menerus berjuang
dengan rasa sakit dan konsekuensinya.
Nyeri kronis yang berhubungan dengan
persalinan berdampak
negatif pada semua aspek kehidupan perempuan termasuk peran mereka sebagai
pasangan dan ibu. Para wanita terus-menerus berjuang dengan rasa sakit tetapi,
meskipun demikian, mereka juga memiliki harapan untuk peningkatan kesehatan di
masa depan.
Rasa
sakit kronis dan konsekuensinya yang luas, termasuk kemampuan fisik, kelelahan,
kurang tidur dan gangguan kognitif, sangat mengurangi kemampuan ibu untuk
melakukan aktivitas fisik dan sosial, dan mencegah ibu untuk hidup seperti
sebelumnya.
Perasaan
seperti, malu, frustrasi, dan kekecewaan yang disebabkan oleh kondisi dan
ketidakmampuan ibu untuk memenuhi harapan dan peran sebagai istri/pasangan atau
ibu. Beberapa ibu juga merasa khawatir dan cemas tentang kembali bekerja, atau
melahirkan lebih lanjut, sampai-sampai beberapa memutuskan untuk melepaskan
impian mereka untuk memiliki lebih banyak anak.
Pemahaman
tentang menderita sakit kronis yang disajikan oleh Gullacksen & Lidbeck
(2004) menggambarkan pengalaman nyeri
kronis sebagai proses yang terdiri dari tiga tahap.
Tahap pertama ditandai dengan meningkatnya rasa
sakit, dan kecacatan serta kelelahan fisik dan mental. Citra diri dianggap
terancam, rasa sakit dan konsekuensinya dipertahankan atau ditolak, dan
meskipun ada beberapa kekhawatiran untuk masa depan, masih ada harapan untuk
perbaikan.
Pada fase kedua rasa sakit telah diakui tidak lagi
bersifat sementara dan proses emosional menjadi jelas. Awal tahap kedua
ditandai dengan kesedihan dan kehilangan, tetapi kemudian dalam tahap ini,
kepercayaan diri dipulihkan, dan strategi dikembangkan untuk mengelola rasa
sakit. Agar individu dapat bergerak maju, penjelasan tentang nyeri ('diagnosis
nyeri') harus diberikan.
Fase ketiga, dengan penggunaan konstruktif dari
pengalaman masa lalu, dan kompetensi serta peningkatan kontrol termasuk
integrasi dan adaptasi rutin terhadap nyeri. Adaptasi ini diperlukan untuk
memungkinkanmempertahankan kontak sosial atau mengelola pekerjaan.
Oleh karena
itu, ibu memerlukan bantuan dan dukungan individu yang disesuaikan dari
profesional kesehatan dalam upaya mereka untuk mengelola rasa sakit dan untuk
bergerak maju dalam proses menyesuaikan hidup untuk itu.
Sumber :
Molin,
Beata., Zwedberg, Sofia., Berger, Anna-Karin., Sand, Anna., and Georgsson,
Susanne. 2021. Grieving Over the Past and Struggling Forward – a Qualitative Study
of Women’s Experiences of Chronic Pain One Year after Childbirth. Midwifery 103: 103098
https://doi.org/10.1016/j.midw.2021.103098
No comments:
Post a Comment