ANALISIS JURNAL
Berdasarkan jurnal “New Developments In The Pathogenesis Of Preeclampsia” atau
perkembangan baru dari patogenesis preeklamsi menyatakan bahwa 3-5% dari semua
kehamilan preeklamsi merupakan penyebab utama ibu dan perinatal mengalami
morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Gangguan ini ditandai oleh
konstelasi tanda dan gejala, salah satunya adalah hipertensi dan proteinuria selama trimester
terakhir pada kehamilan. Pada mekanisme
molekuler preeklampsia dapat terjadi dengan penekanan pada peran protein
anti-angiogenik yang beredar dalam patogenesis preeklampsia .
Menurut jurnal tersebut, pathogenesis
pada preeklamsi yaitu pada placenta, karena plasenta merupakan pusat
patogenesis preeklamsia, kelahiran plasenta adalah salah satu cara terapi untuk
penanganan ibu hamil dengan preeklamsi, karena pada plaenta adalah penyebab
dari preeklamsi. Pada ibu hamil Faktor yang meningkatkan risiko preeklampsia
adalah riwayat sebelumnya preeklampsia, hipertensi kronis, penyakit ginjal kronis,
diabetes pregestational, kehamilan multipel, obesitas, dan usia> 40 tahun.
Faktor lainnya termasuk pasangan (suami), wanita yang mempunyai keturunan dari
ayahnya/ keluarganya dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
Dalam jurnal ini juga mengungkapkan
bahwa preeklamsia sebagian dari ketidakseimbangan antara faktor pro-angiogenik
dan anti-angiogenik beredar pada sirkulasi darah, Dua faktor antigen angiogenik
beredar di plasenta yang disebut sebagai tirosin kinase 1 yang larut seperti
fase 1 atau sFlt1) dan endoglin terlarut (sEng) yang meningkat. Kadar protein angiogenik dalam darah (sFlt1,
PlGF dan sEng) diubah pada wanita dengan preeklampsia baik sebelum tanda klinis
dan gejala penyakit, konsisten dengan peran patogen untuk faktor angiogenik ini
pada preeklamsia terjadi pada wanita obesitas dan hipertensi kronis dapat
membuat peka endotelium pembuluh darah ibu ke efek anti-angiogenik (sFlt1 dan
sEng) oleh karena itu dapat terjadi penyakit preeklamsia. ini karena wanita
obesitas cenderung memiliki sirkulasi rendah sFlt1dan sEng.
Pengobatan yang dilakukan dalam
penelitian adalah menggunakan dekstran sulfat apheresis dan hormon relaxin karena mampu memperpanjang
tiga kehamilan preeklampsia 2-4 minggu, mengakibatkan persalinan aman tidak adanya kematian ibu atau bayi, karena tingkat
sFlt1 terlarut menurun sebesar 30%
rata-rata dan memperbaiki vascular dalam pengaturan didalam urin. faktor
anti-angiogenik plasenta berasal seperti sFlt-1 dan sEng berperan dalam
perkembangan sindroma ibu terhadap preeklampsia. Identifikasi dan karakterisasi
faktor anti-angiogenik beredar pada preeklampsia penyakit memungkinkan
pemahaman yang lebih baik tidak hanya patogenesis, namun telah meningkat
berharap bahwa daerah penelitian ini akan mengarah pada identifikasi awal dan
terapi spesifik di masa depan, segera diperlukan lebih banyak pekerjaan untuk
menentukan regulasi pembuluh darah plasenta pengembangan dan ekspresi faktor
angiogenik ini secara normal dan preeklampsia kehamilan. Setelah kehamilan,
wanita dengan preeklamsia memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan
hipertensi, penyakit ginjal.
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
ReplyDeletedapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q