Thursday 16 August 2018

PREEKLAMPSIA


ANALISIS JURNAL
Berdasarkan jurnal “New Developments In The Pathogenesis Of Preeclampsia” atau perkembangan baru dari patogenesis preeklamsi menyatakan bahwa 3-5% dari semua kehamilan preeklamsi merupakan penyebab utama ibu dan perinatal mengalami morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Gangguan ini ditandai oleh konstelasi tanda dan gejala, salah satunya adalah  hipertensi dan proteinuria selama trimester terakhir pada kehamilan.  Pada mekanisme molekuler preeklampsia dapat terjadi dengan penekanan pada peran protein anti-angiogenik yang beredar dalam patogenesis preeklampsia .
Menurut jurnal tersebut, pathogenesis pada preeklamsi yaitu pada placenta, karena plasenta merupakan pusat patogenesis preeklamsia, kelahiran plasenta adalah salah satu cara terapi untuk penanganan ibu hamil dengan preeklamsi, karena pada plaenta adalah penyebab dari preeklamsi. Pada ibu hamil Faktor yang meningkatkan risiko preeklampsia adalah riwayat sebelumnya preeklampsia, hipertensi kronis, penyakit ginjal kronis, diabetes pregestational, kehamilan multipel, obesitas, dan usia> 40 tahun. Faktor lainnya termasuk pasangan (suami), wanita yang mempunyai keturunan dari ayahnya/ keluarganya dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
Dalam jurnal ini juga mengungkapkan bahwa preeklamsia sebagian dari ketidakseimbangan antara faktor pro-angiogenik dan anti-angiogenik beredar pada sirkulasi darah, Dua faktor antigen angiogenik beredar di plasenta yang disebut sebagai tirosin kinase 1 yang larut seperti fase 1 atau sFlt1) dan endoglin terlarut (sEng) yang meningkat.  Kadar protein angiogenik dalam darah (sFlt1, PlGF dan sEng) diubah pada wanita dengan preeklampsia baik sebelum tanda klinis dan gejala penyakit, konsisten dengan peran patogen untuk faktor angiogenik ini pada preeklamsia terjadi pada wanita obesitas dan hipertensi kronis dapat membuat peka endotelium pembuluh darah ibu ke efek anti-angiogenik (sFlt1 dan sEng) oleh karena itu dapat terjadi penyakit preeklamsia. ini karena wanita obesitas cenderung memiliki sirkulasi rendah sFlt1dan sEng.
Pengobatan yang dilakukan dalam penelitian adalah menggunakan dekstran sulfat apheresis  dan hormon relaxin karena mampu memperpanjang tiga kehamilan preeklampsia 2-4 minggu, mengakibatkan persalinan aman tidak  adanya kematian ibu atau bayi, karena tingkat sFlt1 terlarut menurun  sebesar 30% rata-rata dan memperbaiki vascular dalam pengaturan didalam urin. faktor anti-angiogenik plasenta berasal seperti sFlt-1 dan sEng berperan dalam perkembangan sindroma ibu terhadap preeklampsia. Identifikasi dan karakterisasi faktor anti-angiogenik beredar pada preeklampsia penyakit memungkinkan pemahaman yang lebih baik tidak hanya patogenesis, namun telah meningkat berharap bahwa daerah penelitian ini akan mengarah pada identifikasi awal dan terapi spesifik di masa depan, segera diperlukan lebih banyak pekerjaan untuk menentukan regulasi pembuluh darah plasenta pengembangan dan ekspresi faktor angiogenik ini secara normal dan preeklampsia kehamilan. Setelah kehamilan, wanita dengan preeklamsia memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan hipertensi, penyakit ginjal.

1 comment:

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q

    ReplyDelete