ANALISIS JURNAL
Faktor yang
mempengaruhi terjadinya distosia bahu banyak hal dan kejadian ini lebih
diperhatikan pada wanita yang melahirkan secara normal atau pervaginam.
Distosia bahu juga dapat disimpulkan dari pemeriksaan kenaikan Tafsiran Berat
Janin (TBJ). Oleh karena itu pemeriksaan kehamilan sangat berguna karena sejak
sebelum waktu persalinan dapat dipantau kenaikan berat janin ibu. Kejadian ini
sepertiganya terjadi pada kehamilan usia 42+ minggu, kecuali yang melahirkan
dengan berat badan 4.500+ gram sebagian besar tidak terpengaruh oleh distosia
bahu. Kelahiran dengan distosia bahu lebih disarankan untuk melakukan
persalinan secara cesar. Karena untuk menghindari terjadinya fraktur klafikula
ataupun hal lain yang berhaya bagi bayi.
Faktor
terjadinya distosia bahu diantaranya karena adanya penyakit penyerta seperti diabetes mellitus. Dari data yang
didapat dari persalinan melalui vagina, yang memiliki penyakit penyerta
diabetes 31% bayi mengalami distosia bahu dengan berat badan saat ditimbang
4000 gram. Faktor resiko diabetes dan janin besar (4000+ gram) dapat
memprediksi 73% distosia bahu diantara penderita diabetes, namun besar saja
memiliki 52% distosia bahu pada penderita nondiabetes.
Distosia bahu sendiri merupakan komplikasi
persalinan yang jarang terjadi, seringkali kejadian ini tidak diantisipasi,
karena kejadian ini membutuhkan solusi yang cepat dan tepat agar segera
dilakukan penanganan sesegera mungkin. Pada kasus distosia bahu, tidak dapat
dianggap remeh dan persalinan ini membutuhkan tenaga medis yang sudah terampil
dalam melakukan tekhnik kasus ini.
No comments:
Post a Comment