Thursday, 16 August 2018

FAKTOR RISIKO DISTOSIA BAHU

ANALISIS JURNAL
Faktor yang mempengaruhi terjadinya distosia bahu banyak hal dan kejadian ini lebih diperhatikan pada wanita yang melahirkan secara normal atau pervaginam. Distosia bahu juga dapat disimpulkan dari pemeriksaan kenaikan Tafsiran Berat Janin (TBJ). Oleh karena itu pemeriksaan kehamilan sangat berguna karena sejak sebelum waktu persalinan dapat dipantau kenaikan berat janin ibu. Kejadian ini sepertiganya terjadi pada kehamilan usia 42+ minggu, kecuali yang melahirkan dengan berat badan 4.500+ gram sebagian besar tidak terpengaruh oleh distosia bahu. Kelahiran dengan distosia bahu lebih disarankan untuk melakukan persalinan secara cesar. Karena untuk menghindari terjadinya fraktur klafikula ataupun hal lain yang berhaya bagi bayi.
Faktor terjadinya distosia bahu diantaranya karena adanya penyakit penyerta seperti diabetes mellitus. Dari data yang didapat dari persalinan melalui vagina, yang memiliki penyakit penyerta diabetes 31% bayi mengalami distosia bahu dengan berat badan saat ditimbang 4000 gram. Faktor resiko diabetes dan janin besar (4000+ gram) dapat memprediksi 73% distosia bahu diantara penderita diabetes, namun besar saja memiliki 52% distosia bahu pada penderita nondiabetes.
Distosia bahu sendiri merupakan komplikasi persalinan yang jarang terjadi, seringkali kejadian ini tidak diantisipasi, karena kejadian ini membutuhkan solusi yang cepat dan tepat agar segera dilakukan penanganan sesegera mungkin. Pada kasus distosia bahu, tidak dapat dianggap remeh dan persalinan ini membutuhkan tenaga medis yang sudah terampil dalam melakukan tekhnik kasus ini.

No comments:

Post a Comment