Tuesday 3 April 2018

TIPE DIRI SENSING – INTUITION


1.      Tipe Diri Sensing
Seorang sensing menilai bahwa apa yang dilihat, didengar, dicium dan diraba adalah dasar bagi dirinya untuk mencari, menanggapi, atau memahami informasi yang didapatnya. Baginya, fungsi indrawi menjadi alat ukur yang nyata dalam memandang situasi. Ia lebih yakin dengan bukti konkret, fakta yang terlihat, dan apa yang dialaminya secara langsung. Di lingkungan pekerjaan, ia lebih suka dengan hal-hal yang praktis untuk menghasilkan sesuatu yang riil sehingga lebih cermat dalam mengamati hal-hal dari sebuah informasi. Apa yang dilihat dan dialami, itu yang dikerjakan.
Orang dengant tipe ini juga lebih melihat pada hal-hal yang fisik dari pada metafisik. Dalam menganalisis masalah, ia akan menguraikan berdasarkan pengamatan pada peristiwa yang terjadi di lapangan dan selalu memperhatikan rambu-rambu atau tata tertib yang berlaku pada lingkungan pekerjaan. Baginya, pengalaman menjadi pelajaran dan pegangan yang kuat untuk menghadapi situasi.
Seorang sensing juga sangat realistis dan cenderung tidak larut dalam pandangan-pandangan yang imajinatif. Baginya mengakhayal adalah sesuatu yang terlalu dramatis dan melangit sehingga ia tidak ingin menghabiskan waktu hanya dengan merenung atau bererfleksi. Dalam mempersepsi situasi, standar fisiklah yang menjadi tolak ukurnya sehingga tidak heran jika ia terkesan bersifat materialistis.
2.      Tipe Diri Intuition
Dalam mencermati informasi, seorang intuition cenderung menghubungkan sesuatu yang dianggap memiliki keterkaitan atau bersifat korelatif. Dia tidak melihat apa yang terjadi, tetapi cenderung mencari fenomena apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Dia juga melihat gejala atau kemungkinan yang akan terjadi sehingga selalu mempersiapkan hal-hal tersebut meskipun kemungkinan tersebut belum tentu akan terjadi.
Sosok imajinatif ini bergairah dengan hal-hal yang abstrak sehingga tidak heran jika dia sering disebut dengan pengkhayal. Dalam menafsirkan sesuatu, dia cenderung dramatis. Pandangannya bersifat inovatif dengan melompat tanpa mengurut satu persatu, serta abai dengan ketentuan-ketentuan atau hal-hal yang bersifat mekanistik.
Dalam mengerjakan sesuatu, seorang intuition tidak mementingkan dari mana memulainya, yang terpenting baginya adalah melakukan terobosan-terobosan dengan mencari kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan hal yang baru. Dia lebih mementingkan kebutuhan pada masa yang akan datang, tetapi kurang peduli dengan proses pencapaian hari ini.
Analogi, pengalaman di luar dirinya, serta gambaran umum lain menjadi pegangan dalam menyikapi situasi sehingga dia suka membandingkan informasi yang diterimanya dengan informasi yang lain. Perbandingan ni dilakukannya untuk menemukan hubungan-hubungan yang menghasilkakn ide atau gagasan baru, yang belum pernah dia peroleh sebelumnya. Tampaknya, ide yang menantang baginya lebih menarik sehingga dia senang berspekulasi.

Sumber:
Tim Psikologi. 2011. Buku Babon Psikotes Superlengkap. Cetakan 1. Jakarta: Visimedia


No comments:

Post a Comment