Thursday, 1 March 2018

GIZI DALAM KEHAMILAN (nutrition in pregnancy)


A.    Pengertian Gizi pada Ibu Hamil
Gizi ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan ibu selama kehamilan dalam susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil. Tujuan pelaksanaan gizi pada ibu hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan maka diperlukan adanya status diit dan nutrisi pada ibu hamil. Apabila didalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk mempertahankan hidupnya, dan  nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan janin (Asfuah, 2009).
Di Indonesia, masalah gizi merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Rendahnya status gizi dan pola makan yang salah pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil, dan gangguan pertumbuhan janin (Hariadi, 2016).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Wagiyono dan putrono, 2016).
Tujuan pelaksanaan gizi pada ibu hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik. Bayi yang akan dilahirkan dan perjalanan suatu penyakit pada ibu hamil perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan maka diperlukan adanya status diit dan nutrisi pada ibu hamil. Apabila didalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk mempertahankan hidupnya, dan  nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjut akan mempengaruhipertumbuhan janin. Sedangkan perrumbuhan seorang anak sangat dipengaruhi oleh banyak hal yaitu makanan, lingkungan dan juga keturunan. Usia kehamilan sangat menentukan kebutuhan gizi tersebut tidak tercukupi dengan baik, maka anak akan menyebabkan terjadinya kelainan cacat bawaan pada anak (Wagiyono dan Putrono, 2016).
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah gizi seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi. Kekurangan Energi Kronis ditandai dengan lingkar lengan atas (LiLA) ibu hamil kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko Kekurangan Energi Kronis. Kekurangan energi dan kalori (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil beresiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (Budianingrum, 2011)
Wanita hamil dan menyusuhi harus mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori , protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang ibu dan janin dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, preeklamsi, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan; protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam, terutama kalsium, fosfor dan zat besi (fe), vitamin dan air.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat bergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Ibu dengan status gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (normal). Sayangnya, masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan Anemia. Hal tersebut dapat terjadi apabila ibu hamil kurang mengetahuitentang pengetahuan gizi pada saat hamil,maka akan menyebabkan atau menimbulkan resiko kesakitan yang lebihbesar pada saat trimester III kehamilan,yaitu resiko melahirkan bayi dengan BBLR, kematian sesaat, perdarahan, dangangguan kesehatan (Mustika, 2011).
B.     Perubahan dan Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu. Kusmiyati (2009) mengungkapkan dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut :
a.       Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada 20 minggu terakhir.
b.      Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama, peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah obstipasi.
c.       Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir kehamilan.
d.      Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah erytrosit 20-30% sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin.
Menurut Kusmiyati (2009) proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut :
a.       Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
b.      Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.
c.       Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan berat badan ini karen a pertumbuhan jaringan.
Peningkatan berat  badan selama kehamilan menurut Sumber : Linda, 2007
IMT (kg/m2)
Total kenaikan berat badan yang disarankan
Selama trimester 2 dn 3
Kurus (IMT<18,5)
12,7-18,1 kg
0,5 kg/minggu
Normal (IMT 18,5-22,9)
11,3-15,9 kg
0,4 kg/minggu
Overweight (IMT 23-29,9)
6,8-11,3 kg
0,3 kg/minggu
Obesitas (IMT>30)
-
0,2 kg/minggu
Bayi kembar
15,9-20,4 kg
0,7 kg/minggu

C.    Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan, yaitu diantarana kebutuhan selama hamil yang berebda-beda untuk setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan pada salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).
Saat hamil seorang calon ibu membutuhkan gizi untuk dirinya sendiri dan janin dalam kandungannya. Oleh karena itu tentu perlu makan yang lebih banyak dan makan makanan yang bergizi. Tidak ada pantangan bagi ibu hamil. Makanlah makanan yang bervariasi agar terpenuhi segala kebutuhan akan zat gizi dari karbohidrat, lemak, protein, berbagai vitamin dan mineral (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).
Menurut (Andriani dan Wirjatmadi, 2012) sumber bahan makanan yang harus di konsumsi ibu hamil sebagai berikut :
a.       Energi
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya sampai 12,5 kg, tergantung dari berat badan sebelum hamil. Fungsi energi atau kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan peyudara dan cadangan lemak. Rata-rata ibu hamil memerlukan tambahan 300 kkal/hari. Sumber energi bisa didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum, kentang, ubi jaar,ubi kayu, dan sagu.
b.      Protein
Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias yang membangun jaringan tubuh janin ibu hamil memerlukan asupan protein 60 gr per hari, yang berasal dari daging, ikan, susu, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Sumber protein bisa didapat melalui protein hewani dan nabati. Protein hewani meliputi daging, ikan, unggas, telur, dan kerang. Sedang untuk protein hewani bisa didapat dari daging sapi, ikan, unggas. Bahan makannan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan seperti tahu, tempe, oncom dan selai kacang. Selain itu, karena protein yang berasal dari ternak juga kaya dengan lemak, maka seimbang asupan protein hewani dan nabati. Pilih bahan makanan protein hewani yang berlemak rendah.
c.       Vitamin dan mineral
Berfungsi sebagai membantu pertumbuhan kulit, tulang, gigi, dan pembentukan jaringan tubuh janin, sumbernya berasal dari sayuran, buah-buahan dan susu.
d.      Asam folat
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD (Nueral Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Sangat disarankan untuk dikonsumsi ibu hamil karena pembentukan susunan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan. Sumbernya antara lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk, strowberi, dan bayam.
e.       Zat besi
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat menurunkan kemampuan kerja organ tubuh. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan janin. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain daging, hati, telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
f.       Kalsium
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan. Pada masa ini lah proses pembentukan tulang dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari. Ada banyak sumber kalsium diantaranya telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sarden, sayuran bewarna hijau, kacang-kacangan, dan wijen.
Perbedaan kebutuhan gizi antara ibu hamil dan wanita tidak hamil  (Andriani dan Wirjatmadi, 2012):

Zat gizi
Kebutuhan wanita dewasa
Kebutuhan wanita hamil
Sumber makanan
Energi (kalori)
2500
+300
Padi-padian, jagung, umbi-umbian, mi, roti
Protein (gram)
40
+10
Daging, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe
Kalsium (mg)
0,5
+0,6
Susu, ikan teri, kacang-kacangan, sayuran hijau
Zat besi (mg)
28
+2
Daging, hati, sayuran, hijau
Vit A (SI)
3500
+500
Hati, kuning telur, sayur dan buah berwarna hijau dan kuning kemerahan
Vit B1 ( mg)
0,8
+0,2
Biji-bijian, padi-padian, kacang-kacangan, daging
Vit B2 (mg)
1,3
+0,2
Hati, telur, sayur, kacang-kacangan
Vit B6 (mg)
12,4
+2
Hati, daging, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan
Vit C (mg)
20
+20
Buah dan sayur


DAFTAR PUSTAKA
Asfuah,S. Proverawati,A. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hariadi, I. Kusumastuty, I. Harti, L. (2016).  Hubungan Status Gizi Dan Pola Makan Terhadap Penambahan Berat Badan Ibu Hamil. Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2016, Vol.3 No.1 Suplemen : 54 –57
Wagiyono dan Putrono. 2016. Asuhan Kebidanan Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru Lahir. Yogyakara : CV. ANDI
Budianingrum, S. Handayani, S. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Wedi Klaten, Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 42-60.
Mustika2011. Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta.
Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya. 
Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Prenadamedia Group

No comments:

Post a Comment