Thursday, 22 February 2018

MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF UNTUK 6 BULAN PERTAMA KEHIDUPAN

Analisis Jurnal

Breastfeeding Trends and Determinants: Implications and recommendations for Gulf Cooperation Council countries
Oleh
Muscat Vol. 17, Iss. 2,  (May 2017): e155-e161.
ASI adalah sumber makanan alami, terbarukan dan lengkap selama enam bulan pertama kehidupan, memenuhi semua kebutuhan gizi bayi . UNICEF mendefinisikan pemberian ASI yang optimal sebagai praktik pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama, diikuti dengan menyusui dengan penambahan makanan tambahan yang sesuai setelahnya sampai usia dua tahun. Inisiasi Menyusui Dini - didefinisikan sebagai menyusui dalam waktu satu jam setelah melahirkan - dianggap sebagai indikator praktik terbaik. Efek menguntungkan pemberian ASI pada kesehatan ibu dan anak diakui dengan baik. Karena sifat imunologis dan anti-inflamasinya yang sangat baik, ASI dapat melindungi ibu dan anak dari berbagai penyakit dan penyakit. Selain itu, menyusui juga memperbaiki ikatan antara ibu dan bayinya serta menghindari biaya pembelian susu formula bayi.
Manfaat Menyusui Optimal
ASI adalah sumber nutrisi yang ideal untuk bayi , karena mengandung proporsi dan kuantitas vitamin, protein dan lemak yang sesuai. Meta-analisis baru-baru ini menunjukkan bahwa menyusui melindungi bayi terhadap diare, otitis media dan infeksi saluran pernafasan, sehingga mengurangi penerimaan rumah sakit terkait.  Selain itu, intelligence quotient (IQ) telah ditemukan berkorelasi positif dengan praktik menyusui baik untuk ibu maupun anak. Studi kohort kelahiran prospektif 30 tahun yang dilakukan di Brasil juga menunjukkan korelasi positif antara rata-rata durasi pemberian ASI dan IQ dan pencapaian pendidikan; Selain itu, menyusui pun terbukti memperbaikisistem kekebalan bayi serta memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil ekonomi dan sosial jangka panjang.
 Bagi ibu menyusui, baik praktik pemberian ASI eksklusif maupun lanjutan sangat terkait dengan amenore ibu, yang dianggap sebagai metode jarak kelahiran alami. Selain itu, ibu yang tidak menyusui memiliki peningkatan risiko kanker payudara pramenopause, kanker ovarium, mempertahankan kenaikan berat badan gestasional, diabetes tipe 2, infark miokard dan sindrom metabolik.  Sejauh mana menyusui dapat mengurangi risiko berbagai ibu dan masalah kesehatan anak.
Tren Menyusui 
Di Timur Tengah, tingkat menyusui universal rendah dan tidak mencapai target yang ditetapkan oleh WHO, dengan tingkat menyusui menurun dari 30% di tahun 1990 menjadi 26% pada tahun 2006. Di Arab Saudi, sebuah penelitian melaporkan bahwa praktik pemberian ASI eksklusif kurang optimal di kota Abha, meskipun sebagian besar peserta menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik (55,3%) atau sangat baik (30,7%) mengenai praktik pemberian ASI dan 62,2% melaporkan sikap positif terhadap menyusui; Sebaliknya, tingkat pengetahuan yang tidak memuaskan hanya ditemukan pada 14% ibu secara keseluruhan. 16 Di Bahrain, tingkat menyusui eksklusif dan lanjutan pada tahun 2010 antara anak-anak berusia <6 dan 20-23 bulan adalah 34% dan 41%. 17Selain itu, dua pertiga ibu Bahrain melengkapi menyusui dengan bentuk nutrisi lain sebelum bayi mereka berumur enam bulan.
Tingkat awal dan terus menyusui dipengaruhi secara signifikan oleh faktor individu ibu dan bayi dan hubungan ibu- bayi pada umumnya. Metode pengiriman, paritas, konsumsi alkohol, masalah yang berkaitan dengan payudara (yaitu payudara pembengkakan atau nyeri puting), pekerjaan dan tingkat pendidikan dianggap faktor ibu berpengaruh yang mempengaruhi keberhasilan menyusui. Secara keseluruhan, anggota masyarakat global di semua tingkat - termasuk individu, keluarga, profesional kesehatan dan pembuat kebijakan - tidak memiliki pengetahuan yang tepat tentang risiko dan hasil negatif dari praktik menyusui yang kurang optimal.
Strategi dan Rekomendasi Global untuk Mempromosikan Menyusui
Pada tahun 2014, WHO mempublikasikan rekomendasi untuk mempromosikan pemberian ASI dengan tujuan mencapai target tingkat menyusui universal yang eksklusif sebesar 50% pada tahun 2025. Semua rumah sakit dan pusat kelahiran didorong untuk memberikan tingkat dukungan pemberian ASI maksimum, misalnya dengan menerapkan yang optimal. Kebijakan menyusui BFHI, mempekerjakan profesional perawatan kesehatan khusus dan, pada tingkat institusional, mempertahankan sertifikasi menyusui dan catatan kelahiran. Rekomendasi ini penting untuk memastikan kesinambungan dukungan bagi ibu menyusui selama masa pascakelahiran. Rekomendasi lainnya adalah pelaksanaan proyek masyarakat dan strategi khusus di bawah pengawasan tokoh masyarakat untuk mendukung ibu menyusui di rumah setelah mereka diberhentikan setelah melahirkan. Dengan demikian, jalur komunikasi dan media yang efektif harus dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan kesadaran akan menyusui. Konseling individual dan kelompok oleh seorang profesional kesehatan terlatih juga akan membantu dalam meningkatkan tingkat pemberian ASI eksklusif. WHO juga merekomendasikan kepatuhan ketat terhadap legislasi pemasaran untuk pengganti ASI, dengan pelanggaran yang harus diamati dan dikendalikan oleh peraturan hukum. 7,26 Perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah dalam kondisi kerja sangat dianjurkan untuk mendorong pemberian ASI; misalnya, dengan memastikan masa cuti melahirkan enam bulan wajib untuk semua ibu baru. Akhirnya, WHO merekomendasikan pelatihan tambahan untuk profesional kesehatan yang berfokus pada kemampuan pemecahan masalah dan konseling yang efisien untuk ibu menyusui sehingga dapat mempromosikan praktik pemberian ASI yang optimal.


Sumber :


No comments:

Post a Comment