A.
Teori Reva Rubin (Pencapaian Peran Ibu)
Menurut
Rubin untuk mencapai peran menjadi seorang ibu maka seorang perempuan
membutuhkan proses belajar berupa latihan-latihan. Dalam proses ini perempuan
diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana perempuan tersebut mampu mengambil
peran seorang ibu. Peran diperoleh melaui proses belajar yang dicapai melalui
satu rangkaian aktivitas. Walaupun proses ini mungkin dapat melibatkan efek
yang negative misalnya dalam intervensi atau tindakan, namun teori ini sangat
berarti bagi seorang wanita terutama calon ibu untuk mempelajari peran yang
dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan yang akan
dihadapinya khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan setelah melahirkan
(Asrinah, 2010).
Rubin
mengatakan bahwa seorang perempuan sejak hamil sudah
mempunyai harapan sebagai berikut (Mufdillah, 2012):
a.
Memastikan
keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan bayi
b.
Memastikan
penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi ibu dan
bayi
c.
Penentuan
gambaran identitas diri
d.
Mengerti tentang
arti memberi dan menerima
Perubahan yang umumnya terjadi pada perempuan pada
waktu hamil adalah (Hidayat, 2009):
a.
Ibu cenderung
lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian untuk dapat berperan sebagai
calon ibu dan mampu mempertahankan perkembangan janinnya;
b.
Ibu memerlukan
sosialisasi.
Tahap-tahap psikososisal (psikososial stage) yang
biasa dilakukan calon ibu dalam mencapai perannya (Asrinah, 2010):
a.
Anticipatory
stage
Pada tahap ini seorang
ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang
lain.
b.
Honeymoon stage
Pada tahap ini ibu
mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya, ibu memerlukan bantuan
anggota keluarganya yang lain.
c.
Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah
ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu beberapa
minggu kemudian ibu akan melanjutkan sendiri.
d.
Disengagement
Merupakan tahap
penyelesaian dimana latihan peran sudah berakhir.
Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha ibu
selama kehamilan adalah (Mufdillah, 2012):
a.
Meyakinkan
adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan
b.
Meyakinkan
adanya penerimaan sosial bagi diri dan bayinya
c.
Meningkatkan
ikatan tarik-menarik dalam konstruksi dari image dan identitas dari saya dan anda
d.
Mencari
kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan menerima
B.
Teori Ramona
Dalam
teorinya Marcer lebih menekan kan pada stres ante partum dalam pencapaian peran
ibu . ia mengenditifaki seorang wanita pada awal post partum menunjukan bahwa wanita
akan lebih mendekatkan diri kepada bayi di bandingkan dengan melakukan tugasnya
sebagai seorang ibu pda umumnya (Nurhayati, 2012).
Ada
pokok pembahasan dalam teori Marcer yaitu (Atik, 2014):
1. Efek stress antepartum
Stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko
kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang
di berikan adalah memberikan dukungan
selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu (Ajar, 2011):
a.
Hubungan
Interpersonal
b.
Peran keluarga
c.
Stress
anterpartum
d.
Dukungan social
e.
Rasa percaya
diri
f.
Penguasaan rasa
takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagai mana
seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan
penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
2. Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat
dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih
lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga,
baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka
ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko
kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan
dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress
anterpartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa
kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai
dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan
monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan
terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan
asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis
(normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a.
Ibu cenderung
lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai
calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b.
Ibu memerlukan
sosialisasi
c.
Ibu cenderung
merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
d.
Ibu memasuki
masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan
kelahiran dan menerima bayinya.
Penghargaan diri, status kesehatan dan dukungan
social diperkirakan mempunyai efek langsung yang positif terhadap penguasaan.
Diperkirakan hal ini mempunyai efek negative yang langsung terhadap fungsi
keluarga (Mercer, 1988). Hubungan ini telah dibuktikan dalam suatu penelitian
terhadap wanita yang dirawat di RS dengan kehamilan resiko tinggi.
Wanita-wanita tersebut dibandingkan dengan wanita-wanita dengan kehamilan
dengan resiko rendah. Sebagian dari pasangan kedua grup ini juga diikutsertakan
dalam penelitian ini. Dari penelitian ini ternyata bahwa wanita dengan
kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal
dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan resiko rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah.
2010. Konsep Kebidanan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mufdillah.
2012. Konsep Kebidanan edisi
Revisi. Yogyakarta.
Hidayat,
Asri. 2009. Konsep Kebidanan.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press
Nurhayati.
2012. Konsep Kebidanan. Jakarta
: Salemba Medika.
Atik,
Purwandari. 2014. Konsep
Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
No comments:
Post a Comment