1.
Perkembangan
pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Dua hal
ini berjalan beriringan untuk memenuhi tuntutan masyrakat terhadap pelayanan
kebidanan. Pendidikan bidan mencakup pendidikan formal dan non formal.
Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda,
2.
Tahun 1851. Dr.W.Bosch membuka pendidikan bidan
untuk wanita pribumi di Batavia. Tidak berlangsung lama akibat kurangnya
peserta didik, adanya larangan perempuan keluar rumah. Akhirnya tutup tahun
1875, karena apresiasi wanita bersalin kurang.
3.
Tahun 1902.
Pendidikan bidan dibuka kembali untuk wanita pribumi di Rumah Sakit
Militer di Batavia.
4.
Tahun 1904. Pendidikan Bidan di Indonesia dibuka di
Makasar. Lulusannya harus bersedia ditempatkan dimana saja dan bersedia tidak
dibayar untuk pasien yang tidak mampu. Mereka mendapat tunjangan dari
pemerintah 15-25 gulden per bulan.
5.
Tahun 1911/1912. Dimulai dengan pendidikan tenaga
keperawatan di Rumah Sakit Umum Pusat di
Semarang dan Batavia. Calon yang diterima hanya dari Holandia Indische School
(SD 7 tahun) dengan lama pendidikan 4 tahun. Awalnya hanya menerima pria, tahun
1914 menerima peserta didik wanita. Lulusan perawat pria dapat melanjutkan
pendidikan Keperawatan 2 tahun dan wanita dapat melanjutkan ke Kebidanan 2
tahun.
6.
Tahun 1935-1938. Kolonial Belanda mulai mendidik bidan
lulusan Mulo (Setingkat SLTP). Hampir bersamaan di buka sekolah bidan di
beberapa kota besar, seperti: RSB Budi Kemuliaan di Jakarta, RSB Palang Dua dan
Mardi Waluyo di Semarang. Tahun tersebut, dikeluarkan peraturan pembeda lulusan
bidan berdasarkan latar belakang pendidikan. Bidan lulusan Mulo disebut kelas
I, sedangkan bidan dari lulusan perawat disebut kelas II, dimana gaji pokok
dan tunjangan yang diterima pun berbeda.
7.
Tahun 1950-1953. Dr. Mochtar dan dr. Soeliyanti
membentuk bagian ibu dan anak di Depkes
Yogyakarta . Setelah 1950, pendidikan bidan menjadi maju pesat. Dibuka sekolah
bidan dari lulusan SMP umur minimal 17 tahun dan sekolah selama 3 tahun. Karena
masih butuh tenaga, dibuka pendidikan bidan pembantu yang disebut “Penjenang
Kesehatn E/Pembantu Bidan. Pendidkan terus berjalan, dan ditutup 1976.Peserta
didik PK/E adalah lulusan SMP ditambah 2 tahun kebidanan dasar.
8.
Tahun 1953. Dibuka kursus tambahan bidan di
Yogyakarta yang lamanya7-12 minggu.Tahun 1960 KTB dipindahkan ke Jakarta,untuk
diperkenalkan lulusan bidan mengenai perkembangan program KIA sebelum mereka
terjun ke masyrakat.Tahun 1967, kursus ini di tutup.
9.
Tahun 1954. Dibuka pendidikan guru bersama,
bersama-sama dengan guru perawat dan perawat kesehatan di Bandung. Awalnya
berlangsung 1 tahun lalu meningkat menjadi 3 tahun. Pada awal tahun 1972
sekolah tersebut dilebur menjadi SGP (Sekolah Guru Perawat). Pendidikan ini
menerima calon bidan dan perawat.
10. Tahun
1960. KTB dipindahkan
ke Jakarta untuk memperkenalkan program KIA pada lulusan bidan, pada tahun 1967
KTB tutup.
11.
Tahun 1964. Rumah sakin Sain Carolus memulai
pendidikan bidan Direct Entry dari SMA dengan masa pendidikan 4 tahun.
12. Tahun
1970. Dibuka
Program pendidikan bidan yang menerima lulusan dari Sekolah Pengatur Rawat
(SPR) ditambah 2 tahun yang disebut Sekolah Pendidkan Lanjutan Jurusan Kenbidanan (SPKLJ). Pendidikan ini
tidak merata se-Indonesia.
13. Tahun
1974. Depkes
melakukan penyerderhanaan pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah
bidan ditutup diikuti dengan berdirinya SPK dengan tujuan adanya tenaga
multipurpouse dilapangan yag membantu persalinan normal.
14. Tahun
1974-1984. Institusi
bidan ditutup, sehingga selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan , namun Ikatan
Bidan Indonesia tetap ada.
15. Tahun
1981. Dibuka pendidikan diploma I KIA
(berlangsung 1 tahun).
16. Tahun
1985. Sehubungan dengan AKI dan AKB yang
tinggi maka kebijakan pemerintah membuka program pendidikan mahir KIA dan SPK
plus 1 tahun. IBI menolak nama mahir KIA dan menyetujui “Bidan”. Program
penyelenggaraan bidan diatur dalam Permenkes No. 386/Menkes/SK/VII/1985 tanggal
22 Juli 1985. Pedoman umum penyelenggaraan bidan diatur dalam Kepmenkes
No.2221/Dipnakes/XXI/1987. Sedangkan untuk berlakunya pendidikan bidan diatur
dalam Kepmenkes/1527/Kep/Diknakes/vii/1985.
17. Tahun
1989. Dibuka crash program kebidanan.
Dimana Program Pendidikan bidan A. PPB A+SPK 1 tahun, Kemudian diangkat jd PNS.
Tahun 1996,status Ptt
18. Tahun
1993, Dibuka
Program Pendidikan Bidan B (akper) selama satu tahun. Tujuannya meningkatkan
tenga pengajar pada PPB A. Pendidikan hanya sampai 2 angkatan.(1995-1996).
Dibuka pula program pendidikan C (PPB C) dari lulusan SMP di 11 provinsi (Aceh,
Bengkulu, Lampung, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Sela
19. Tahun
1994-1995. Uji
Coba Pendidikan Bidan Jarak Jauh di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Diatur dalam SK Menkes No. 1247/Menkes SK/XII/1994.
20. Tahun
1994.
Dilaksanakan LSS (Life Saving Skill). Koordinatornya Direktorat Kesehatan
Keluarga Ditjen Binkesmas, di RS provinsi/kabupaten.
21. Tahun
1995-1998.IBI
bekerjasam langsung dengan mother Care melaksanakan pelatihan peer review untuk
bidan di rumah sakit, bidan puskesmas, bidan di desa Kalimantan Selatan.
22. Tahun
1996. IBI
bekerjasama dengan Depkes dan American
College of Nurse Midwife (ACNM) dan rumah sakit swasta mengadakan
Training Of Trainer (TOT). Dalam tahun yang sama, pemerintah membuka Akademi
Kebidanan jalur khusus dengan latar belakang bidan dan tahun 1998 dari SLTA.
23. Tahun
1999. Dibuka
strata I Kesehatan Masyarakat yang seluruh mahasiswanya dari Jakarta,
Tangerang, Bekasi, dan Bogor.
24. Tahun
2000.
Dilaksanakan pelatihan APN yang dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal Health
(MNH) dengan pesertanya adalah tenaga pelayanan, guru, dan dosen dari akademi.
Diadakan pula seminar dan lokakarya organisasi yang dilaksanakan setiap tahun
sebanyak 2 kali mulai tahun 1996 sampai tahun 2000 dengan biaya dari UNICEF.
25. Tahun
2000-2002. Dibuka
program D-IV Pendidik untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di akademi
kebidanan. Program ini bekerjasama dengan IBI dan UGM Yogyakarta. Pada April
2002, dibuka program D-IV Bidan Pendidik di Universitas Pdjajaran Bandung
hingga saat ini.
26. Tahun
2003. Pelatih
Bidan Delima