LETAK
SUNGSANG
PENATALAKSANAAN PERSALINAN LETAK
SUNGSANG
PEMBAHASAN
Presentasi
bokong adalah janin letak emanjang dengan bagian terendahnya bokong atau
kombinasi keduanya.Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui,
tetapi terdapat beberapa faktor resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas
struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,
kehamilan multiple/gameli, anomali janin (anensefali,hidrosefalus), riwayat
presentasi bokong sebelumnya .
Manajemen
presentasi bokong mengalami perubahan kearah kepada semakin dipilihnya cara
persalinan bedah sesar dibandingkan vaginal, namun keterampilan melakukan
persalinan vaginal masih tetap diperlukan. Trauma pada janin dalam presentasi
bokong dapat terjadi baik pada persalinan secara bedah sesar maupun
vaginal.Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.
Maneuver leopold perlu dilakukanpada setiap kunjungan perawatan antenatal bila
umur kehamilannya ≥34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan
pada pemeriksaan palpasi dapat dilakukan
pemeriksaan dalam dan atau pemeriksaan ultra sonografi. Tafsiran berat
janin, jenis presentasi bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur
tulang panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin, kemajuan persalinan,
pengalaman penolong dan ketersediaan fasilitas pelayanan intensif neonatal
merupakan hal-hal yang penting untuk diketahui. Terdapat 3 macam presentasi
bokong yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10%) dan kaki. Varian
presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki
inkomplit dan lutut.Janin dengan presentasi kaki dan variannya direkomendasikan
untuk tidak dilakukan percobaan persalinan vagina.
Persalinan pervaginam tidak dilakukan
apabila didapatkan kontraindikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin
Presentasi kaki (variasi lainnya) disproporsi fetopelvic, hiperekstensi kepala
janin, TBJ > 3600 gr, petugas berpengalaman, komplikasi medis dan kebidanan.
Komplikasi
Persalinan Pervaginam
1.
Pada Ibu yakni Trias komplikasi ibu:
perdarahan, robekan jalan lahir (pada vagina atau serviks), infeksi
(endometritis).
2.
Pada Bayi
Trias
komplikasi pada bayi : asfiksia, trauma persalinan, infeksi
a. Asfiksia bayi. Dapat disebabkan oleh :
1)
Kemacetan
persalinan kepala : aspirasi air ketuban-lendir
2)
Perdarahan
atau oedema jaringan otak
3)
Kerusakan
medula oblongata
4)
Kerusakan
persendian tulang leher
5)
Kematian
bayi karena asfiksia berat
6)
Kompresi
tali pusat akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah
tali pusat dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran
darah ini dapatditemukan
pada keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali
pusat antara jalan lahir dan plasenta yang sering ditemukan pada persalinan
bokong. Pada persalinan letak
sungsang dengan cara pervaginam, kelahiran kepala yang lebih lama dari 8 menit
setelah umbilicus dilahirkan, akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu,
bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan, karena
mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksia janin juga
terjadi akibat tali pusat yang menumbung.
b. Trauma persalinan
1)
Dislokasi-fraktura
persendian, tulang ekstrimitas
2)
Kerusakan
alat vital : lien, hati, paru-paru, jantung
3)
Dislokasi
fraktura persendian tulang leher.
c. Infeksi dapat terjadi karena :
1)
Persalinan
lama
2)
Ketuban
pecah dini
3)
Manipulasi
pada pemeriksaan dalam
Mekanisme
persalinan
Kepala adalah
bagian janin yang terbesar dan kurang elastis.Pada presentasi kepala, apabila
kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin lainnya relative mudah dilahirkan.Tidak
demikian halnya pada presentasi bokong.Hal inilah yang menjadikan persalinan
vaginal pada presentasi bokong lebih beresiko. Pemahaman tentang mekanisme
persalinan akan membantu dalam memberikan upaya pertolongan persalinan yang
berhasil.
Bokong akan
memasuki panggul (Engagement dan Descent) dengan diameter bitrokanter dalam
posisi oblik. Pinggul janin bagian depan (anterior) mengalami penurunan lebih
cepat dibanding pinggul belakangnya (posterior). Dengan demikian, pinggul depan
akan mencapai pintu tengah panggul terlebih dahulu. Kombinasi antara tahanan
dinding panggul dan kekuatan yang mendorong ke bawah (kaudal) akan menghasilkam
putaran paksi dalam yang akan membawa sacrum kearah transversal (pukul 3 atau
9), sehingga posisi diameter bitrokanter dipintu bawah panggul menjadi
anteroposterior.
Penurunan
bokong akan berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi dalam. Perineum
akan meregang, vulva membuka dan pinggul depan akan lahir terlebih dahulu. Pada
saat itu, tubuh janin mengalami putaran paksi dalam dan penurunan, sehingga
,mendorong pinggul bawah menekan perineum. Dengan demikian, lahirlah bokong
dengan posisi diameter bitrokanter anteroposterior, diikuti putaran paksi luar.
Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter bitrokanter dari
anteroposterior menjadi transversal. Kelahiran bagian tubuh lain akan terjadi
kemudian baik secara spontan maupum dengan bantuan (manual aid).
Prosedur
melahirkan bokong dan kaki (dan kepala secara sepontan).
1. Biarkan
persalinan berlangsung dengan sendirinya (tanpa intervensi apapun) hingga
bokong tampak di vulva.
2. Pastikan
bahwa pembukaan sudah benar benar lengkap sebelum memperkenankan ibu mengejan
3. Perhatikan
hingga bokong membuka vulva
4. Lakukan
episiotomy bila perlu (pada perineum yang cukup elastis dengan introitus yang
sudah lebar, episiotomy mungkin tidak diperlukan). Gunakan anastesi lokal
sebelumnya.
5. Biarkan
bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak kendorkan. Perhatikan hingga tampak
tulang belikat (skapula) janin mulai tampak di vulva. Awas : jangan melakukan tarikan atau tindakan apapun pada tahap
ini.
6. Dengan
lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar sumbu
panggul, sedang jari-jari yang lain
memegang bekakang pinggul janin.
7. Tanpa
mlakukan tariakn, angkatlah kai, bokong, dan badan janin dengan kedua tangan
penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu (melengkung ventrokranial kea rah
perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut , dada, bahu dan lengan, dagu,
mulut, dan seluruh kepala.
8. Bila
pada langkah no. 7 tidak ada kemajuan dan garing atau tungkai tidak lahir secara
spontan, maka lahirkan kaki satu persatu dengan cara berikut:
a. Dengan
jari telunjuk dan jari tengah dibelakang paha sebagai bidai lakukan eksorotasi
pada sampai tungkai lahir
9. Tentukan
posis lengan janin dengan cara merabanya didepan dada, diatas kepala, atau dibelakang leher.
10. Selanjutnya
langkah melahirkan lengan dan kepala spontan.
Prosedur
melahirkan didepan dada
1. Tekhnik
muller. Biarkan bahu dan lengan anterior lahir sendirinya dengan cara bokong
ditarik kearah berlawanan (posterior). Bila tidak bisa lahir spontan,
keluarkanlengan dengan cara mengusap lengan atas janin menggunakan 2 jari
penolong berfungsi sebagai bidai. Awas:
perhatikan cara melakukan yang benar untuk menghindari fraktur lengan atas.
2. Tekhnik
Klasik. Angkatlah bokong janin kearah perut ibu untuk melahirkan bahu dan
lengan posterior. Teknik yang serupa dengan melahirkan bahu dan lengan anterior
dapat dipakai bila bahu dan lengan posterior tidak dapat lahir secara spontan.
Apabila kesulitan dalam melahirkan bahu dan lengan anterior, maka dilahirkan
dahulu bahu dan lengan posteriornya.
Prosedur melahirkan lengan di atas kepala atau
dibelakang leher (Manuver Loveset)
1. Pegang
janin pada pinggulnya (perhatikan cara pegang yang benar)
2. Putarlah
badan bayi setengah lingkaran dengan arah putaran mengupayakan punggung yang
berada diatas (anterior).
3. Sambil
melakukan gerakan memutar, lakukan traksi kebawah sehingga dengan posterior
berubah menjadi anterior dan melahirkannya dengan menggunakan 2 jari penolong
dilengan atas bayi.
4. Putar
kembali badan janin kearah berlawanan (punggung tetap berada diatas) sambil
melakukan traksi kea rah bawah. Dengan demikian lengan yang awalnya adalah
anterior kembali lagi ke posisi anterior untukdilahirkan dengan cara yang sama.
Prosedur
melahirkan kepala (Manuver Mauriceau)/Smellie/Veit
Pastikan tidak
ada lilitan tali pusat dileher janin.Kalau ada, tali pusat dipotong dulu
didekat pusat janin.
1. Janin
dalam posisi telungkup menghadap ke bawah, letakkan tubuhnya ditangan dan
lengan penolong sehingga kaki janin berada dikiri kanan tangan tersebut (atau
bila janin belum dalam posisi telungkup, gunakan tangan menghadap wajah janin).
2. Tempatkan
jari telunjuk dan jari manis ditulang pipi janin.
3. Gunakan
tangan yang lain untuk memegang bahu dari arah punggung dan dipergunakan untuk
melakukan traksi.
4. Buatlah
kepala janin fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin kerah dadanya.
5. Bila
belum terjadi putaran paksi dalam, penolong melakukan gerakan putar paksi
dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi pada bahu mengikuti arah
sumbu panggul.
6. Bila
sudah terjadi putaran paksi dalam, lakukan traksi kebawah dengan mempertahankan
fleksi kepala janin, dan mintalah asisten untuk menekan daerah suprasimfisis.
7. Setelah
suboksiput lahir dibawah simfisis, badan janin sedikit demi sedikit di elevasi
keatas (kearah perut ibu) dengan suboksiput sebagai hipomoklion. Berturut-turut
akan lahir dagu, mulut, dan seluruh kepala.
Prosedur
setelah bayi lahir (Kala III dan pasca prosedur)
1. Manajemen
aktif kala III untuk melahirkan plasenta (oksitosin 10 U IM, traksi terkendali,
tali pusat, dan masase uterus setelah plasenta lahir).
2. Periksa
robekan pada jalan lahir dan penjahitan luka episiotomy.
3. Sebelum
melepas sarung tangan, buang semua
sampah terkontaminasi ditempat khusus yang tidak bocor.
4. Cuci
tangan.
5. Buat
laporan tindakan dicatatan medik pasien.
6. Lakukan
pengamatan pasca persalinan.
Penolong harus
proaktif untuk tindakaan resusitasi bayi yang mungkin mengalami asfiksia dan
trauma.
Cox,
L. W. 1986. Breech Presentation.
diakses pada tanggal 04 Desember 2017.
Stitely,
M. L, et al. 2005. Labor with Abnormal Presentation and Position. http://dx.doi:10.1016/j.ogc.2004.12.005 diakses pada tanggal 04 Desember
2017.
Pradeep, M. R,
et al. 2014. Route of Delivery
for Term Breech Presentation; Vaginal Versus Caesarean
Section; Comparative Analysis. http://www.iosrjournals.org diakses pada tanggal 04 Desember 2017.